Kebahagiaan Sederhana Andri **
** Andri, seorang siswa kelas delapan, pulang sekolah dengan perut keroncongan. Di tengah perjalanan, ia melihat kerumunan orang di depan sebuah pusat perbelanjaan. Rasa penasaran menggerogoti hatinya, dan ia pun mendekat. Aroma khas masakan Padang menguar dari kerumunan tersebut. Ternyata, sebuah rumah makan Padang sedang membagikan makanan gratis. Andri, yang awalnya ragu, akhirnya ikut mengantre. Wajahnya berseri-seri saat menerima kotak nasi Padang berlogo rumah gadang. Namun, kebahagiaan Andri seketika terusik saat seorang laki-laki paruh baya menepuk pundaknya. Laki-laki itu membawa beberapa bungkus nasi kotak, dan matanya tampak sendu. Andri, yang masih terpaku pada nasi kotak di tangannya, hanya menjawab singkat pertanyaan laki-laki itu. Tanpa diduga, laki-laki itu memberikan dua buah nasi kotak lagi kepada Andri. Andri, yang awalnya merasa heran, akhirnya menerima pemberian itu dengan penuh rasa syukur. Ia pun bergegas menuju minimarket terdekat. Di sana, sebuah mobil mewah berwarna hitam terparkir. Seorang laki-laki tua keluar dari mobil dan menyambut Andri dengan hangat. "Aden, kemana saja? Kok lama perginya?" tanya laki-laki tua itu sambil mengambil bungkusan di tangan Andri. Andri pun bersemangat menceritakan pengalamannya mendapatkan tiga kotak nasi Padang. Laki-laki tua itu tersenyum dan berkata, "Alhamdulillah, Den. Tapi tadi Mama Aden nelepon Bapak, katanya beliau sudah membelikan piza dan burger untuk makan siang Aden." Andri menggelengkan kepala. "Gak mau, ah. Nanti piza sama burgernya buat Bapak aja, Andri bosen makan itu." Andri menyadari bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari hal-hal mewah. Sebuah nasi kotak sederhana dari seorang laki-laki paruh baya yang tak dikenal, telah memberikan kebahagiaan yang tak ternilai baginya.