Menemukan "Aha!" dalam Tulisan: Petualangan Menulis Si Kecil **
Matahari pagi menyinari meja belajar kecil di sudut ruangan. Di atasnya, sebuah buku tulis kosong menanti sentuhan si kecil, Rara. Namun, tangan mungilnya tampak ragu, matanya berbinar-binar dengan campuran rasa ingin tahu dan ketakutan. Rara, anak usia 4 tahun, baru saja memulai petualangannya dalam dunia menulis. "Rara, coba tulis namamu," pinta Ibu dengan lembut. Rara menunduk, jari-jarinya gemetar saat mencoba membentuk huruf-huruf. "Aku tidak bisa, Bu," lirihnya. Ibu tersenyum, "Tidak apa-apa, sayang. Kita bisa belajar bersama." Ibu mengambil pensil warna dan menggambar sebuah bunga di buku tulis Rara. "Lihat, Rara. Ini bunga mawar. Coba tulis huruf 'M' seperti bentuk kelopak bunga ini." Rara memperhatikan dengan saksama. Ia meniru gerakan Ibu, menggoreskan pensil di atas kertas. "M," ucap Rara dengan bangga. Ibu terus membimbing Rara dengan sabar, menghubungkan huruf-huruf dengan gambar-gambar yang menarik. Rara pun mulai menemukan kesenangan dalam menulis. Ia menggambar matahari, kemudian menulis huruf 'S' di bawahnya. Ia menggambar burung, lalu menulis huruf 'B' di sampingnya. "Lihat, Bu! Aku bisa menulis!" seru Rara dengan gembira. Senyum lebar terukir di wajah Ibu. "Iya, sayang. Kamu hebat!" Momen "aha!" itu menjadi titik balik bagi Rara. Ia mulai memahami bahwa menulis tidak hanya tentang huruf-huruf, tetapi juga tentang cerita dan imajinasi. Ia menemukan keceriaan dalam menggoreskan pensil di atas kertas, menciptakan dunia kecilnya sendiri. Pesan:** Menciptakan momen "aha!" pada anak yang kesulitan menulis membutuhkan kesabaran, kreativitas, dan pendekatan yang menyenangkan. Hubungkan menulis dengan hal-hal yang menarik minat anak, seperti gambar, permainan, atau cerita. Biarkan mereka mengeksplorasi dunia tulis-menulis dengan penuh kegembiraan, dan mereka akan menemukan "aha!" mereka sendiri.