Matius: Penulis Injil dan Pengaruhnya pada Tradisi Kristen
Matius adalah salah satu dari dua belas rasul Yesus Kristus dan penulis Injil Matius, salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Sebagai seorang rasul dan penulis Injil, Matius memiliki pengaruh yang signifikan pada tradisi Kristen. Artikel ini akan membahas peran Matius sebagai penulis Injil dan pengaruhnya pada tradisi Kristen.
Matius: Seorang Rasul dan Penulis Injil
Matius, juga dikenal sebagai Lewi, adalah seorang pemungut pajak sebelum dia dipanggil oleh Yesus untuk menjadi salah satu dari dua belas rasul-Nya. Dia adalah satu-satunya rasul yang juga menjadi penulis Injil, yang memberinya posisi unik dalam sejarah Kristen. Injil Matius adalah salah satu dari empat Injil yang diterima oleh gereja Kristen sebagai bagian dari kanon Perjanjian Baru.
Isi Injil Matius
Injil Matius berfokus pada kehidupan dan ajaran Yesus Kristus. Matius mencatat banyak ajaran Yesus dalam bentuk khotbah, termasuk Khotbah di Bukit, yang berisi Beatitude dan ajaran lainnya tentang etika dan moralitas Kristen. Injil ini juga mencakup narasi tentang kelahiran Yesus, mukjizat-mukjizat-Nya, kematian dan kebangkitan-Nya.
Pengaruh Injil Matius pada Tradisi Kristen
Injil Matius memiliki pengaruh yang mendalam pada tradisi Kristen. Salah satu pengaruh terbesarnya adalah dalam liturgi dan ibadah Kristen. Banyak bacaan dan doa dalam liturgi Kristen berasal dari Injil Matius, termasuk doa Bapa Kami. Selain itu, Injil Matius juga berpengaruh dalam teologi Kristen, terutama dalam pemahaman tentang Kerajaan Allah dan etika Kristen.
Matius dan Tradisi Gereja
Sebagai penulis Injil, Matius juga memiliki pengaruh yang signifikan pada tradisi gereja. Dia sering digambarkan dalam seni gereja dan ikonografi Kristen, biasanya dengan simbol singa, yang melambangkan keberaniannya dalam menyebarkan Injil. Selain itu, banyak gereja dan institusi Kristen dinamai menurut namanya, menunjukkan penghormatan dan pengakuan atas kontribusinya terhadap tradisi Kristen.
Dalam penutup, Matius, sebagai salah satu dari dua belas rasul dan penulis Injil, memiliki pengaruh yang signifikan pada tradisi Kristen. Melalui Injilnya, dia membantu membentuk liturgi, teologi, dan tradisi gereja. Pengaruhnya masih dirasakan hingga hari ini, dalam ibadah, ajaran, dan seni Kristen.