Perjuangan Aktivis Lingkungan dalam Membela Bumi
<br/ > <br/ >Aktivis Lingkungan Indonesia: Melati Wijsen <br/ > <br/ >Melati Wijsen adalah seorang aktivis lingkungan Indonesia yang terkenal karena perjuangannya dalam melawan penggunaan plastik sekali pakai di Bali. Pada usia yang masih muda, Melati dan adiknya, Isabel, mendirikan Bye Bye Plastic Bags pada tahun 2013. Organisasi ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang dampak negatifnya terhadap lingkungan. <br/ > <br/ >Melati dan Isabel memulai kampanye mereka dengan mengumpulkan tanda tangan untuk melarang penggunaan plastik sekali pakai di Bali. Mereka juga mengadakan aksi protes dan berbicara di berbagai forum internasional untuk memperjuangkan masalah ini. Melalui kerja keras mereka, Bye Bye Plastic Bags berhasil mendapatkan dukungan dari pemerintah Bali dan akhirnya berhasil melarang penggunaan plastik sekali pakai di pulau ini pada tahun 2019. <br/ > <br/ >Aktivis Lingkungan Indonesia: Rudi Putra <br/ > <br/ >Rudi Putra adalah seorang aktivis lingkungan Indonesia yang berjuang untuk melindungi hutan dan satwa liar di Sumatera. Dia terkenal karena upayanya dalam memerangi pembalakan ilegal dan perdagangan satwa liar yang merusak ekosistem hutan. <br/ > <br/ >Rudi Putra memulai perjuangannya dengan mendirikan Forum Konservasi Leuser (FKL) pada tahun 2007. Organisasi ini bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat setempat untuk melindungi Taman Nasional Gunung Leuser, salah satu hutan hujan terakhir di Sumatera. Rudi Putra dan timnya melakukan patroli rutin untuk menghentikan pembalakan ilegal dan menyelamatkan satwa liar yang terancam punah, seperti harimau Sumatera dan gajah. <br/ > <br/ >Aktivis Lingkungan Luar Negeri: Wangari Maathai <br/ > <br/ >Wangari Maathai adalah seorang aktivis lingkungan asal Kenya yang terkenal karena perjuangannya dalam memerangi deforestasi dan mempromosikan keberlanjutan lingkungan. Dia adalah pendiri Gerakan Sabuk Hijau, sebuah organisasi yang bertujuan untuk menanam pohon dan memulihkan hutan di Kenya. <br/ > <br/ >Wangari Maathai memulai gerakan ini pada tahun 1977, ketika dia melihat dampak negatif deforestasi terhadap masyarakat dan lingkungan di Kenya. Dia mengorganisir kelompok-kelompok wanita untuk menanam pohon dan membangun kebun-kebun komunitas. Gerakan Sabuk Hijau tumbuh pesat dan berhasil menanam lebih dari 30 juta pohon di seluruh Kenya. <br/ > <br/ >Kesimpulan: <br/ > <br/ >Melati Wijsen, Rudi Putra, dan Wangari Maathai adalah contoh nyata dari aktivis lingkungan yang gigih dalam memperjuangkan keberlanjutan lingkungan. Melalui kerja keras dan ketekunan mereka, mereka telah berhasil menginspirasi banyak orang dan menciptakan perubahan positif dalam perlindungan lingkungan. Semangat mereka dalam melindungi bumi harus menjadi teladan bagi kita semua untuk berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan planet ini.