Konsep Tasamuh dalam Islam: Sebuah Tinjauan Historis dan Filosofis
Konsep tasamuh, atau toleransi, telah menjadi landasan penting dalam peradaban Islam sejak awal kemunculannya. Jauh dari sekadar slogan, tasamuh terukir dalam ajaran Islam, tercermin dalam sejarahnya, dan terwujud dalam interaksi sosial masyarakat Muslim. Memahami konsep tasamuh dalam Islam memerlukan tinjauan historis dan filosofis yang komprehensif, menelusuri akarnya, evolusinya, dan relevansinya dalam konteks dunia yang semakin kompleks.
Prinsip Dasar Tasamuh dalam Islam
Tasamuh dalam Islam berakar pada keyakinan bahwa keragaman adalah bagian tak terpisahkan dari ciptaan Tuhan. Al-Quran dengan tegas menyatakan, "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal." (QS. Al-Hujurat: 13). Ayat ini menggarisbawahi bahwa perbedaan bukanlah alasan untuk perpecahan, melainkan sebuah kesempatan untuk saling memahami dan menghargai.
Manifestasi Historis Tasamuh dalam Islam
Sejarah Islam sarat dengan contoh nyata penerapan tasamuh. Pada masa Nabi Muhammad SAW di Madinah, Piagam Madinah dirumuskan sebagai sebuah konstitusi yang menjamin kebebasan beragama dan hak-hak minoritas, termasuk kaum Yahudi dan Kristen. Demikian pula, pada masa Kekhalifahan Abbasiyah, interaksi intelektual dan budaya yang erat terjadi antara ilmuwan Muslim, Kristen, dan Yahudi, yang menghasilkan kemajuan signifikan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
Dimensi Filosofis Tasamuh
Secara filosofis, tasamuh dalam Islam didasarkan pada prinsip keadilan, kebijaksanaan, dan kasih sayang. Islam mengajarkan umatnya untuk berbuat adil kepada semua orang, tanpa memandang agama, suku, atau status sosial. Kebijaksanaan menuntun umat Islam untuk bersikap toleran terhadap perbedaan pendapat dan keyakinan, selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam. Sementara itu, kasih sayang mendorong umat Islam untuk berinteraksi dengan orang lain dengan penuh empati dan pengertian.
Tantangan dan Relevansi Tasamuh di Era Modern
Di era modern yang ditandai dengan meningkatnya intoleransi dan ekstremisme, konsep tasamuh dalam Islam menjadi semakin relevan. Tantangan global seperti konflik agama, diskriminasi, dan radikalisme menuntut umat Islam untuk menghidupkan kembali nilai-nilai luhur tasamuh dalam kehidupan sehari-hari.
Tasamuh bukanlah tanda kelemahan, melainkan cerminan kekuatan dan kepercayaan diri. Dengan memahami dan mengamalkan konsep tasamuh, umat Islam dapat berkontribusi positif dalam membangun masyarakat yang harmonis, adil, dan damai, sebagaimana yang dicita-citakan oleh Islam. Sejarah dan ajaran Islam memberikan landasan yang kokoh untuk mewujudkan nilai-nilai luhur ini dalam dunia yang semakin kompleks.