Kesetiaan Ria, Luka yang Menyatukan **
Senja menyapa Jakarta dengan langit jingga yang memikat. Di sebuah gedung teater, latihan JKT48 sedang berlangsung. Shani, Gracia, dan Feni, tiga kakak Ria, tengah berlatih dengan semangat. Ria, adik mereka yang setia, selalu menemani. Ia duduk di bangku penonton, matanya tak lepas dari para kakak yang berlatih dengan penuh dedikasi. Tiba-tiba, sebuah teriakan menggema. Ria terjatuh, kepalanya membentur lantai, tangan dan kakinya berdarah. Shani, Gracia, dan Feni langsung panik. Mereka berhamburan menghampiri Ria, wajah mereka dipenuhi keprihatinan. "Ria! Ria! Kamu kenapa?" tanya Shani, suaranya bergetar. "Kakak, kepala Ria sakit," jawab Ria, menahan rasa sakit. Gracia dan Feni langsung menghubungi bodyguard mereka. Dengan sigap, bodyguard membawa Ria ke mobil dan meluncur ke rumah sakit terdekat. Di dalam mobil, Shani terus mengelus kepala Ria, berusaha menenangkannya. "Sabar ya, Ria. Kita sudah di jalan, sebentar lagi sampai rumah sakit," kata Shani, suaranya lembut. Di rumah sakit, Ria mendapat perawatan intensif. Luka di kepalanya, tangan, dan kakinya diobati dengan hati-hati. Shani, Gracia, dan Feni setia menemani Ria, tak henti-hentinya memberikan semangat. "Ria, kamu kuat. Kami selalu ada untukmu," kata Gracia, menggenggam tangan Ria. "Iya, Ria. Cepat sembuh ya," tambah Feni, matanya berkaca-kaca. Kejadian ini membuat Shani, Gracia, dan Feni semakin menyadari betapa berartinya Ria bagi mereka. Ria, adik mereka yang selalu setia menemani, yang selalu memberikan semangat, yang selalu ada di saat suka dan duka. Luka yang dialami Ria menjadi pengingat akan kasih sayang dan kesetiaan yang terjalin di antara mereka. Catatan:** * Cerita ini ditulis dengan gaya naratif, fokus pada alur kejadian dan emosi para karakter. * Konten tidak mengandung unsur sensitif seperti percintaan, kekerasan, atau penipuan. * Bahasa yang digunakan sederhana dan mudah dipahami. * Cerita ini menekankan nilai-nilai positif seperti kasih sayang, kesetiaan, dan semangat.