Sahkah Transaksi Online Anak di Bawah Umur? Studi Kasus Pembelian di Shopee
Kasus seorang anak berusia 10 tahun yang melakukan transaksi pembelian di Shopee senilai Rp. 2.500.000,- menggunakan akun ibunya, "Rita99", menimbulkan pertanyaan mengenai sah tidaknya perjanjian jual beli tersebut menurut Pasal 1320 KUHPerdata. Pasal 1320 KUHPerdata menyebutkan syarat sahnya suatu perjanjian adalah adanya kesepakatan para pihak, kecakapan untuk membuat suatu perjanjian, suatu objek tertentu, dan suatu sebab yang halal. Dalam kasus ini, meskipun terdapat kesepakatan (anak menekan tombol "beli" dan Shopee memproses transaksi), elemen kecakapan untuk membuat perjanjian diragukan. Anak berusia 10 tahun belum memiliki kecakapan penuh menurut hukum untuk melakukan perjanjian yang mengikat secara hukum. Mereka belum cukup umur dan dianggap belum mampu memahami konsekuensi dari tindakan mereka. Penggunaan akun ibunya, meskipun dengan izin (yang mungkin tidak diberikan secara sadar oleh ibu), tidak serta merta menjadikan transaksi tersebut sah. Ibu sebagai pemilik akun, tidak memberikan persetujuan atas transaksi tersebut. Oleh karena itu, transaksi tersebut kemungkinan besar tidak sah karena kurangnya kecakapan dari pihak anak sebagai salah satu pihak yang melakukan perjanjian. Ibu "Rita99" dapat mengajukan keberatan kepada pihak Shopee dan meminta pembatalan transaksi dengan alasan kurangnya persetujuan dan ketidakmampuan hukum anaknya untuk melakukan transaksi tersebut. Keberhasilan pembatalan transaksi akan bergantung pada bukti-bukti yang dapat diajukan, termasuk bukti bahwa anak tersebut belum cukup umur dan tidak memiliki izin dari ibunya untuk melakukan transaksi tersebut. Kesimpulannya, usia dan kecakapan hukum merupakan faktor penting dalam menentukan sah tidaknya suatu perjanjian. Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan orang tua terhadap penggunaan akun online anak-anak dan perlunya pemahaman akan konsekuensi hukum dari tindakan mereka. Sangat disarankan agar orang tua mengajarkan anak-anak tentang pentingnya bijak dalam menggunakan internet dan berbelanja online. Sumber Referensi: * Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) Pasal 1320. (Akses ke teks KUHPerdata dapat diperoleh melalui situs resmi perundang-undangan Indonesia atau sumber hukum lainnya). * (Jika ada referensi lain yang relevan, tambahkan di sini). Catatan: Penjelasan di atas merupakan uraian umum dan bersifat edukatif. Untuk kepastian hukum, konsultasi dengan ahli hukum sangat disarankan.