Teori Force Field dan Jenis-Jenisnya: Sebuah Analisis
Teori Force Field adalah model yang menggambarkan kekuatan dan hambatan yang mempengaruhi perubahan dalam organisasi. Teori ini dikembangkan oleh Kurt Lewin, seorang psikolog dan sosialis politik, pada tahun 1940-an. Teori ini digunakan untuk membantu individu dan organisasi memahami kekuatan dan hambatan yang mempengaruhi perubahan dan pengambilan keputusan. Dalam teori Force Field, kekuatan dan hambatan dilihat sebagai gaya yang bekerja pada suatu sistem. Kekuatan adalah faktor yang mendorong perubahan, sedangkan hambatan adalah faktor yang menentang perubahan. Kekuatan dan hambatan dapat bersifat internal atau eksternal, dan dapat berasal dari berbagai sumber. Ada beberapa jenis kekuatan dan hambatan yang dapat mempengaruhi perubahan dalam organisasi. Berikut adalah beberapa contoh: 1. Kekuatan Internal: Kekuatan internal adalah faktor yang berasal dari dalam organisasi. Ini dapat mencakup hal-hal seperti budaya organisasi, nilai, dan keyakinan. Kekuatan internal dapat mendorong perubahan dengan memberikan dukungan dan motivasi kepada karyawan untuk mengadopsi perilaku dan praktik baru. 2. Hambatan Internal: Hambatan internal adalah faktor yang menentang perubahan dari dalam organisasi. Ini dapat mencakup hal-hal seperti resistensi terhadap perubahan, kurangnya dukungan dari manajemen, dan kurangnya sumber daya dan dukungan. 3. Kekuatan Eksternal: Kekuatan eksternal adalah faktor yang berasal dari luar organisasi. Ini dapat mencakup hal-hal seperti perubahan dalam pasar, perubahan dalam hukum dan peraturan, dan tekanan dari kelompok kepentingan. 4. Hambatan Eksternal: Hambatan eksternal adalah faktor yang menentang perubahan dari luar organisasi. Ini dapat mencakup hal-hal seperti persaingan, perubahan dalam teknologi, dan perubahan dalam lingkungan sosial dan politik. Untuk mengelola kekuatan dan hambatan dalam organisasi, penting untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan. Ini dapat membantu organisasi untuk mengidentifikasi area di mana mereka dapat memanfaatkan kekuatan dan mengatasi hambatan untuk mencapai tujuan mereka. Dalam kesimpulannya, teori Force Field adalah model yang berguna untuk memahami kekuatan dan hambatan yang mempengaruhi perubahan dalam organisasi. Dengan mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor ini, organisasi dapat mengidentifikasi area di mana mereka dapat memanfaatkan kekuatan dan mengatasi hambatan untuk mencapai tujuan mereka. Daftar Pustaka: 1. Lewin, K. (1951). Field Theory in Social Science; Selected Theoretical Papers. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers. 2. Lippitt, R., & White, R. K. (1935). The dynamics of obedience and authority: Experimental results. New York: Harcourt, Brace and Company. 3. Marquardt, M. (1971). Leadership and the Organizational Culture. New York: McGraw-Hill. 4. Schein, E. H. (2010). Organizational Culture and Leadership (Vol. 2). John Wiley & Sons. 5. Wilson, J. Q. (1989). Bureaucracy: What Government Agencies Do and Why They Do It. Basic Books.