Latar Belakang Gereja Lutera
Gereja Luteran, yang didirikan oleh Martin Luther pada tahun 1517, adalah salah satu denominasi Kristen terbesar di dunia. Dengan lebih dari 80 juta anggota, gereja ini memiliki pengaruh yang signifikan di seluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi latar belakang gereja Luteran dan bagaimana ia berkembang dari waktu ke waktu. Gereja Luteran didirikan sebagai respons terhadap kritik Martin Luther terhadap praktik dan ajaran Gereja Katolik Roma. Luther, seorang pendeta dan penulis Jerman, percaya bahwa beberapa praktik Gereja Katolik, seperti penjualan indulgensi dan penggunaan gambar dan ikon, tidak didasarkan pada ajaran Alkitab. Dia percaya bahwa Alkitab harus menjadi sumber utama ajaran dan praktik Kristen, bukan Paus dan hierarki Gereja Katolik. Pada tahun 1517, Luther mempostingkan 95 tesis di pintu gereja Wittenberg, yang menantang praktik Gereja Katolik dan memicu gerakan Reformasi. Tesis-tesis ini menuntut Gereja Katolik untuk mengubah praktik mereka dan mengajarkan ajaran Alkitab dengan lebih akurat. Ketika Gereja Katolik tidak merespons tesis-tesis ini, Luther memutuskan untuk memulai gereja sendiri, yang kemudian dikenal sebagai gereja Luteran. Sejak didirikan, gereja Luteran telah berkembang pesat, dengan gereja-gereja baru didirikan di seluruh Eropa dan di seluruh dunia. Gereja ini dikenal karena keyakinan dan praktiknya yang berbasis Alkitab, serta fokusnya pada pelayanan dan kebebasan Kristen. Gereja Luteran juga terkenal karena peran pentingnya dalam gerakan Reformasi, yang mengarah pada pemisahan gereja-gereja Kristen menjadi denominasi yang berbeda. Saat ini, gereja Luteran memiliki pengaruh yang signifikan di seluruh dunia, dengan gereja-gereja dan denominasi yang didirikan oleh gereja Luteran yang ada di setiap benua. Gereja ini terus menjadi sumber kebebasan dan pelayanan Kristen bagi jutaan orang di seluruh dunia.