Bukti Sejarah Mengenai Pengaruh Dinasti Syailendra di Mataram
Pendahuluan: Terdapat tiga sumber sejarah yang mendukung klaim bahwa Dinasti Syailendra dari Sumatera (Kerajaan Sriwijaya) menguasai Mataram dan menjadikan raja-raja Dinasti Sanjaya sebagai raja bawahan mereka. Bagian: ① Prasasti Kalasan (Jawa): Prasasti ini berangka tahun 778 M dan menyebutkan Rakai Panangkaran sebagai "permata Wangsa Sailendra". Dalam prasasti ini, Rakai Panangkaran mendapat perintah dari Maharaja Wisnu, raja dari Dinasti Syailendra, untuk mendirikan Candi Kalasan. Hal ini menunjukkan bahwa Dinasti Syailendra menguasai Dinasti Sanjaya pada masa itu. ② Prasasti Kota Kapur (Sumatra): Prasasti ini menunjukkan bahwa Sriwijaya telah menguasai bagian selatan Sumatra, Pulau Bangka dan Belitung, hingga Lampung. Prasasti ini juga menyebutkan ekspedisi militer yang dilancarkan oleh Sri Jayanasa (Dapunta Hyang) untuk menghukum "Bhumi Jawa" yang tidak mau tunduk pada Sriwijaya. Kemungkinan besar Kerajaan Mataram juga ikut dikuasai oleh Sriwijaya. ③ Analisis Prasasti Mantyasih: Prasasti ini menunjukkan bahwa Rakai Panangkaran membangun banyak candi, seperti Candi Sewu, Prambanan, dan Kalasan. Struktur bangunan candi-candi tersebut menunjukkan pengaruh agama Buddha yang dianut oleh Dinasti Syailendra. Meskipun Mataram dikuasai oleh Dinasti Syailendra, toleransi beragama tetap terjaga, seperti yang terlihat dari corak agama Hindu pada candi-candi di Jawa Tengah bagian utara. Kesimpulan: Berdasarkan bukti-bukti sejarah yang ada, dapat disimpulkan bahwa Dinasti Syailendra menguasai Mataram dan menjadikan raja-raja Dinasti Sanjaya sebagai raja bawahan mereka. Hal ini terlihat dari prasasti-prasasti dan struktur bangunan candi yang menunjukkan pengaruh agama Buddha yang dianut oleh Dinasti Syailendra.