Bagaimana Kerajaan Kalingga Berpengaruh terhadap Perkembangan Agama di Jawa?
Kerajaan Kalingga, yang berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-7 Masehi, memainkan peran penting dalam perkembangan agama di Jawa. Meskipun kerajaan ini tidak meninggalkan banyak bukti arkeologis, catatan sejarah dan prasasti menunjukkan pengaruhnya yang signifikan terhadap penyebaran agama Buddha dan Hindu di pulau tersebut.
Pengaruh Agama Buddha di Kerajaan Kalingga
Kerajaan Kalingga dikenal sebagai pusat penyebaran agama Buddha Mahayana. Raja pertama Kalingga, Sanjaya, merupakan penganut setia agama Buddha dan membangun banyak vihara dan stupa di wilayah kekuasaannya. Prasasti Canggal, yang ditemukan di dekat Semarang, memuji Sanjaya sebagai seorang raja yang berdedikasi untuk menyebarkan ajaran Buddha. Prasasti ini juga menyebutkan pembangunan sebuah vihara besar di daerah tersebut, yang menunjukkan bahwa agama Buddha telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Kalingga.
Pengaruh Agama Hindu di Kerajaan Kalingga
Meskipun Kalingga dikenal sebagai kerajaan Buddha, pengaruh agama Hindu juga terasa di wilayah tersebut. Hal ini terlihat dari prasasti-prasasti yang ditemukan di daerah Kalingga, yang memuji dewa-dewa Hindu seperti Siwa dan Wisnu. Selain itu, beberapa artefak Hindu, seperti arca dan patung, juga ditemukan di situs-situs arkeologis di Kalingga.
Perkembangan Agama di Jawa setelah Kalingga
Setelah runtuhnya Kerajaan Kalingga, pengaruh agama Buddha dan Hindu terus berkembang di Jawa. Kerajaan-kerajaan penerus, seperti Mataram Kuno dan Singasari, juga menganut agama Buddha dan Hindu. Perkembangan agama di Jawa pada masa ini ditandai dengan munculnya berbagai aliran dan sekte, serta pembangunan candi-candi megah yang menjadi pusat keagamaan dan kebudayaan.
Kesimpulan
Kerajaan Kalingga memainkan peran penting dalam perkembangan agama di Jawa. Pengaruh agama Buddha dan Hindu di kerajaan ini menjadi dasar bagi penyebaran agama-agama tersebut di pulau tersebut. Meskipun kerajaan ini tidak meninggalkan banyak bukti arkeologis, catatan sejarah dan prasasti menunjukkan pengaruhnya yang signifikan terhadap perkembangan agama di Jawa.