Taruhan Gila-Gilaan di Warung Kopi
Dalam sebuah warung kopi yang ramai, terjadi taruhan gila-gilaan antara para pengunjung. Taruhan ini melibatkan berbagai hal, mulai dari uang, ayam jago, hingga merpati aduan. Namun, taruhan paling menarik adalah taruhan yang melibatkan pembuatan perahu oleh seorang pria bernama Ikal. Ikal, yang sering dianggap konyol oleh orang-orang sekitarnya, memutuskan untuk membuat perahu meski banyak yang meragukannya. Taruhan ini menjadi perhatian banyak orang, termasuk anggota Kesatria Timur yang bertaruh dengan uang, ayam jago, dan merpati aduan. Bahkan, Mahmuddin Pelupa dan Mustajab Charles Martip Smith juga ikut bertaruh dengan nilai taruhan yang sama. Meski banyak yang mengejeknya, Ikal tetap yakin bahwa ia bisa membuat perahu tersebut. Mustajab Charles Martin Smith bahkan dengan jeli menghitung skenario taruhannya dan yakin bahwa ia akan tetap menang dengan mendapatkan seminggu kopi gratis. Tidak hanya itu, Mustahaq Davidson juga menantang Ikal dengan taruhan yang lebih ekstrem. Jika Ikal berhasil membuat perahu, Mustahaq Davidson berani ngebut naik motornya melintasi pasar sambil menutup matanya dengan kain hitam dan mengendarai motornya berbalik badan. Taruhan ini membuat pengunjung warung kopi tertawa terbahak-bahak. Tidak hanya taruhan antar anggota Kesatria Timur, orang-orang Ho Pho juga ikut bertaruh. A Ngong menantang A Tong dengan taruhan yang cukup aneh. Jika Ikal berhasil membuat perahu, A Ngong berani menelan tiga koin lima rupiah dan A Tong harus membayarnya. Namun, jika perahu tidak selesai, A Tong harus membayarnya dua kali lipat dan bermalam di kuburan yang paling angker di pemakaman orang Ho Pho lama. Bagi orang-orang Ho Pho, taruhan ini mungkin tidak terlalu penting. Namun, mereka tertarik dengan kegilaan taruhan itu sendiri. A Ngong dan A Tong saling memegang daun telinga, menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam taruhan ini. Tidak hanya taruhan yang gila, Eksyen juga ikut memutar posisinya dengan mengolok-olok Ikal melalui pantun sindirannya. Meski banyak yang tertawa, Ikal merasa terhina dan memutuskan untuk pergi dari warung kopi tersebut. Meski begitu, Ikal tidak akan melupakan taruhan-taruhan tersebut. Ia tetap yakin bahwa ia bisa membuat perahu dan membuktikan kepada semua orang bahwa ia bisa mengubah air laut menjadi tawar. Dalam taruhan gila-gilaan di warung kopi ini, Ikal menunjukkan keberanian dan keyakinannya. Meski banyak yang meragukannya, ia tetap berusaha untuk membuktikan bahwa ia bisa melakukan hal yang dianggap mustahil oleh orang lain.