Analisis Kritik terhadap Novel "Twenty Thousand Leagues Under The Sea" Karya Jules Verne
Novel berjudul "Twenty Thousand Leagues Under The Sea" karya Jules Verne merupakan salah satu karya sastra yang mengusung tema petualangan dan fiksi ilmiah. Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan mencari makhluk misterius yang menggemparkan dunia, yang dimulai oleh seorang professor dari Paris yang mendapatkan sepucuk surat untuk menjalankan ekspedisi tersebut. Professor tersebut ditemani oleh asistennya dan Kapten Ferragut. Tujuan dari ekspedisi ini adalah untuk membuktikan keberadaan sosok makhluk misterius yang sedang digembar-gemborkan saat itu. Dalam perjalanan ekspedisi, terdapat beberapa kapal laut yang terlibat, salah satunya adalah kapal Scotia yang mengalami kerusakan akibat ditabrak oleh benda atau makhluk misterius tersebut. Selama ekspedisi, pembaca juga disuguhkan dengan keadaan di daerah-daerah pulau karang yang menampilkan keanekaragaman biota laut, sehingga pembaca merasa ikut serta dalam ekspedisi bersama Professor Arrenox. Jules Verne berhasil menggambarkan keindahan dan keajaiban dunia laut serta menciptakan atmosfer yang menegangkan dan misterius. Namun, pada akhirnya teka-teki misterius tersebut terpecahkan ketika ditemukan bahwa makhluk tersebut adalah kapal selam milik Kapten Nemo yang dikenal dengan nama Nautilus. Dalam novel ini, Jules Verne mengangkat isu-isu seperti eksplorasi dan eksploitasi alam, serta tanggung jawab dan peran manusia dalam memelihara alam. Novel ini juga mengandung pesan moral yang dapat ditemukan di balik ceritanya. Meskipun novel ini memiliki keunggulan dalam menggambarkan keindahan dan keajaiban dunia laut, terdapat beberapa kekurangan dalam penulisannya. Salah satunya adalah ketidak konsistenan dalam penulisan kata, seperti penggunaan kata "memerhatikan" dan "memperhatikan". Selain itu, pengenalan tokoh dalam novel ini juga kurang mendalam, dan plot ceritanya terasa lambat. Jalan cerita yang membingungkan di awal, penggambaran konflik yang kurang terasa, dan alur cerita yang berbelit-belit juga menjadi kekurangan dalam novel ini. Dalam kesimpulannya, novel "Twenty Thousand Leagues Under The Sea" karya Jules Verne merupakan sebuah karya sastra yang menggambarkan petualangan dan fiksi ilmiah dengan baik. Meskipun memiliki kekurangan dalam penulisannya, novel ini berhasil mengangkat isu-isu penting seperti eksplorasi dan eksploitasi alam, serta tanggung jawab manusia terhadap alam. Dengan demikian, novel ini dapat menjadi bahan bacaan yang menarik dan memberikan wawasan kepada pembacanya.