Tahapan Perkembangan Ahliyyah Menurut Para Ahli Ushul Fiqh
Ahliyyah adalah suatu sifat yang dimiliki seseorang yang dijadikan ukuran oleh syariat Islam untuk menentukan apakah seseorang telah cakap atau mampu dikenai tuntutan syariah. Menurut Wahbah Zuhail, ahliyyah adalah kecakapan seseorang untuk memiliki hak dan dikendalikan kewajiban atasnya, serta kecakapan untuk melakukan tasharuf (perbuatan hukum). Ahliyyah menunjukkan bahwa seseorang telah mampu atau sempurna secara jasmani maupun akalnya, sehingga seluruh tindakannya dapat dinilai oleh syariah. Ketika seseorang telah memiliki sifat ini, maka ia dianggap telah sah melakukan suatu tindakan hukum, seperti transaksi yang bersifat pemindahan hak milik kepada orang lain, atau transaksi yang bersifat menerima hak dari orang lain. Namun, sifat kecakapan bertindak hukum ini datang kepada seseorang secara evolusi melalui tahapan tertentu, sesuai dengan perkembangan jasmani dan akalnya. Oleh karena itu, para ulama ushul fiqh membagi ahliyyah tersebut sesuai dengan tahapan perkembangan jasmani dan akalnya. Dalam pembahasan ini, kita akan melihat tahapan perkembangan ahliyyah menurut para ahli ushul fiqh. Tahapan ini mencerminkan evolusi kecakapan seseorang dalam bertindak hukum sesuai dengan perkembangan fisik dan mentalnya. Tahapan pertama adalah tahapan baligh. Pada tahapan ini, seseorang telah mencapai usia dewasa dan telah memasuki masa pubertas. Dalam hukum Islam, seseorang dianggap telah memiliki ahliyyah untuk bertindak hukum setelah mencapai usia baligh. Pada tahapan ini, seseorang telah memiliki kemampuan fisik dan mental yang cukup untuk memahami dan bertanggung jawab atas tindakannya. Tahapan kedua adalah tahapan akil baligh. Pada tahapan ini, seseorang telah mencapai usia dewasa secara mental. Seseorang dianggap telah memiliki ahliyyah untuk bertindak hukum setelah mencapai usia akil baligh. Pada tahapan ini, seseorang telah memiliki kemampuan intelektual yang cukup untuk memahami dan bertanggung jawab atas tindakannya. Tahapan ketiga adalah tahapan taklifi. Pada tahapan ini, seseorang telah mencapai tingkat kecakapan yang memungkinkannya untuk memahami dan melaksanakan tuntutan syariah secara penuh. Seseorang dianggap telah memiliki ahliyyah untuk bertindak hukum setelah mencapai tahapan taklifi. Pada tahapan ini, seseorang telah memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang hukum Islam untuk dapat bertindak sesuai dengan tuntutan syariah. Dalam kesimpulan, ahliyyah adalah sifat yang menunjukkan bahwa seseorang telah mampu atau sempurna secara jasmani maupun akalnya, sehingga seluruh tindakannya dapat dinilai oleh syariah. Tahapan perkembangan ahliyyah menurut para ahli ushul fiqh mencerminkan evolusi kecakapan seseorang dalam bertindak hukum sesuai dengan perkembangan fisik dan mentalnya. Tahapan ini meliputi tahapan baligh, tahapan akil baligh, dan tahapan taklifi.