Senyummu di Persimpangan Jalan **
Matahari sore menyinari wajahmu, senyummu terukir di antara kerumunan orang yang berlalu lalang. Aku terpaku, jantungku berdebar kencang. Ingin rasanya aku mendekat, menyapa, dan bertanya siapa dirimu. Tapi, rasa malu menggerogoti hatiku. Langkah kakiku terhenti, terpaku pada bayanganmu yang menjauh. Aku ingin sekali berteriak, "Tunggu!" Namun, kata-kata itu terjebak di tenggorokan. Hanya senyummu yang terukir di benakku, seiring dengan rasa penyesalan yang menggerogoti hati. Aku tahu, kesempatan ini mungkin takkan datang lagi. Mungkin saja, kita takkan pernah bertemu lagi. Tapi, aku tak bisa melupakan senyummu, senyum yang membuatku terpesona, senyum yang membuatku ingin bertanya, "Siapa namamu?" Malu bertanya, aku hanya bisa menatapmu dari kejauhan. Senyummu, sebuah misteri yang tak terpecahkan. Aku berharap, suatu saat nanti, kita akan bertemu lagi. Dan kali ini, aku akan memberanikan diri untuk bertanya. Aku akan memberanikan diri untuk mengatakan, "Senyummu membuatku terpesona." Catatan:** Cerita ini menggambarkan perasaan malu yang dialami seseorang ketika bertemu dengan orang yang disukainya. Rasa malu ini menghalangi dirinya untuk bertanya dan mengenal lebih jauh orang tersebut. Cerita ini juga mengandung pesan bahwa kesempatan yang terlewatkan bisa menjadi penyesalan di kemudian hari. Semoga cerita ini dapat menginspirasi pembaca untuk lebih berani dalam mengejar apa yang mereka inginkan.