Perubahan Tarif Pajak Penghasilan Badan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 mengenai perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 mengenai pajak penghasilan telah mengakibatkan perubahan dalam tarif pajak penghasilan badan. Perubahan ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2009 dan mempengaruhi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan (SPT PPh Badan). Sebelum perubahan ini, tarif pajak penghasilan badan dibedakan menjadi dua, yaitu untuk wajib pajak badan dan bentuk usaha tetap (BUT) serta wajib pajak orang pribadi. Namun, dengan adanya perubahan ini, tarif pajak penghasilan badan mengalami pengurangan sebesar 50% dari tarif yang berlaku sebelumnya. Pendapatan usaha dan penghasilan kena pajak merupakan faktor penting dalam perhitungan pajak penghasilan badan. Wajib pajak badan dalam negeri yang memiliki peredaran bruto sebesar Rp 50.000.000.000,00 atau lebih, memperoleh fasilitas pengurangan tarif pajak sebesar 50% dari tarif yang berlaku. Fasilitas ini dikenakan atas penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto hingga Rp 4.800.000.000,00. Penghitungan pajak penghasilan badan terutang dibedakan menjadi dua, tergantung pada peredaran bruto yang dimiliki oleh wajib pajak badan. Jika peredaran bruto mencapai Rp 4.800.000.000,00, maka penghitungan pajak penghasilan badan terutang dilakukan dengan rumus 50% x 28% x penghasilan kena pajak. Namun, jika peredaran bruto berada di antara Rp 4.800.000.001,00 hingga Rp 50.000.000.000,00, maka penghitungan pajak penghasilan badan terutang dilakukan dengan rumus (50% x 28% x penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas) + (28% x penghasilan kena pajak dari bagian peredaran bruto yang tidak memperoleh fasilitas). Pada tahun 2010, tarif pajak penghasilan badan berubah menjadi 25% dari penghasilan bruto wajib pajak badan dalam negeri serta bentuk usaha tetap. Perubahan tarif pajak penghasilan badan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 ini memiliki dampak signifikan terhadap perhitungan pajak penghasilan badan. Wajib pajak badan perlu memahami peraturan ini agar dapat memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar dan mengoptimalkan pengurangan tarif pajak yang diberikan.