Rapat Darurat di Kerajaan Cahaya dan Kegelapan **
** Sinar mentari pagi menerobos jendela-jendela istana kerajaan cahaya, menerangi wajah para mentri dan panglima perang yang duduk berjajar rapi. Di ujung meja, Ratu Shani, dengan mahkota bertahta berlian berkilauan, memimpin rapat dengan tatapan tajam. Di sisinya, Ratu Gracia, penguasa kerajaan kegelapan, dengan jubah hitam bertabur bintang, mengamati dengan tenang. Suasana rapat terasa tegang. Kabar penculikan Putri Muthe, adik Ratu Christy dari kerajaan Bunga, telah mengguncang kedua kerajaan. Ratu Adel, penguasa kerajaan bawah tanah, diyakini berada di balik penculikan tersebut. "Kita harus bertindak cepat," tegas Ratu Shani, suaranya bergema di ruangan. "Putri Muthe adalah aset berharga bagi kerajaan Bunga, dan kita tidak boleh membiarkannya jatuh ke tangan Ratu Adel." Para mentri dan panglima perang berdiskusi dengan serius. Strategi demi strategi diusulkan, dipertimbangkan, dan dikritik. Ratu Gracia, yang biasanya tenang, tampak sedikit gelisah. "Kita harus berhati-hati," katanya. "Ratu Adel dikenal licik dan berbahaya. Kita perlu merencanakan dengan matang." Akhirnya, setelah berjam-jam berdiskusi, sebuah rencana pun disepakati. Ratu Shani dan Ratu Gracia akan memimpin pasukan gabungan dari kedua kerajaan untuk menyelamatkan Putri Muthe. Mereka akan bekerja sama, menggabungkan kekuatan cahaya dan kegelapan untuk menghadapi ancaman dari kerajaan bawah tanah. "Kita akan membawa Putri Muthe pulang dengan selamat," ujar Ratu Shani dengan penuh keyakinan. "Dan kita akan menunjukkan kepada Ratu Adel bahwa kerajaan cahaya dan kegelapan bersatu dalam menghadapi kejahatan." Rapat pun berakhir. Matahari mulai terbenam, menandakan waktu bagi kedua ratu untuk bersiap menghadapi misi penyelamatan yang menantang. Di tengah kegelapan yang mendekat, harapan untuk menyelamatkan Putri Muthe dan mengalahkan Ratu Adel tetap menyala.