Habibie, Teladan Demokrasi Berkeadaban **
** Presiden ke-3 RI, B.J. Habibie, dikenal sebagai sosok yang memegang teguh nilai-nilai demokrasi. Bukan hanya sekedar formalitas, Habibie mempraktikkan demokrasi dengan penuh keadaban, seperti yang diungkapkan oleh mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD. Salah satu contohnya adalah ketika Habibie menolak untuk dicalonkan kembali sebagai Presiden Indonesia. Meskipun konstitusi saat itu mengizinkannya untuk menjabat hingga tahun 2003, Habibie memilih untuk melepaskan haknya tersebut. Hal ini terjadi setelah laporan pertanggungjawabannya terkait pemisahan Timor-Timur dari Indonesia melalui referendum ditolak oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Bagi Habibie, penolakan MPR terhadap laporannya berarti ia tidak pantas untuk memimpin Indonesia. Sikap ini menunjukkan bahwa Habibie tidak hanya berpegang pada aturan, tetapi juga pada nilai-nilai moral dan etika dalam berdemokrasi. Kisah Habibie ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Ia mengajarkan bahwa demokrasi bukan hanya tentang formalitas, tetapi juga tentang integritas, tanggung jawab, dan penghormatan terhadap suara rakyat. Habibie menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati tidak hanya berkuasa, tetapi juga bersedia melepaskan kekuasaan demi kebaikan bangsa.