Negosiasi Harga Ikan Bandeng di Pasar
Pagi itu, Bu Ridha, seorang pelanggan tetap penjual ikan keliling di pasar perumahan, mendatangi penjual ikan untuk membeli ikan bandeng atau ikan tongkol. Sebelum memutuskan jenis ikan yang akan dibeli, Bu Ridha ingin mengetahui kualitas kedua jenis ikan tersebut. Sang penjual meyakinkan Bu Ridha bahwa semua ikan yang dibawanya sangat segar karena baru diambil dari tempat pelelangan ikan pada subuh hari. Setelah mempertimbangkan, Bu Ridha memilih untuk membeli ikan bandeng karena tampak lebih baik daripada ikan tongkol. Namun, Bu Ridha tiba-tiba teringat bahwa suaminya sangat menginginkan ikan bandeng. Oleh karena itu, Bu Ridha memutuskan untuk membeli ikan bandeng. Namun, sebelum membeli, Bu Ridha ingin mengetahui harga yang ditawarkan oleh penjual. Sang penjual menawarkan harga Rp50.000 untuk empat ekor ikan bandeng. Namun, Bu Ridha merasa harga tersebut terlalu mahal mengingat harga ikan bandeng di pasar biasanya hanya Rp10.000 per ekor. Bu Ridha mencoba menawar harga ikan bandeng tersebut dengan harga Rp40.000 untuk empat ekor. Namun, sang penjual menolak tawaran tersebut dengan alasan bahwa ia tidak akan mendapatkan keuntungan jika menjual ikan dengan harga tersebut. Setelah beberapa negosiasi, penjual ikan menurunkan harga menjadi Rp47.000. Meskipun demikian, Bu Ridha masih merasa harga tersebut terlalu tinggi untuk ikan bandeng. Bu Ridha kemudian menaikkan tawarannya menjadi Rp43.000. Penjual ikan menerima tawaran tersebut karena merasa harga tersebut sudah cocok dan ia masih bisa mendapatkan sedikit keuntungan. Di sisi lain, Bu Wati, seorang pelanggan lainnya, juga merasa harga tersebut pantas untuk ikan bandeng, meskipun ia biasanya membeli ikan dengan harga lebih murah di pasar. Setelah harga disepakati, Bu Wati membayar ikan bandeng yang dibelinya. Negosiasi harga ikan bandeng ini menunjukkan pentingnya kemampuan bernegosiasi dalam mendapatkan harga yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran.