Tujuh Kata yang Dihapus dari Preamble Sidang PPKI pada Tanggal 18 Agustus 1945
Pada tanggal 18 Agustus 1945, sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan pertemuan penting di mana mereka membahas dan menyetujui teks awal dari konstitusi negara baru. Selama pertemuan, tujuh kata dihapus dari pre, yang merupakan bagian pendahuluan dari teks. Kata-kata ini, yang telah lama menjadi subjek perdebatan di kalangan sejarawan dan peneliti, telah menjadi objek banyak spekulasi dan tebak-tebakan. Kata-kata yang dihapus adalah: "Dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya". Kata-kata ini, yang awalnya termasuk dalam teks awal konstitusi, mengacu pada kewajiban negara baru untuk menjalankan syariat Islam bagi mereka yang mengikutinya. Penghapusan kata-kata ini telah menimbulkan banyak perdebatan di kalangan sejarawan dan peneliti, yang mencoba memahami alasan di balik penghapusan dan implikasi potensial dari penghapusan tersebut. Ada beberapa teori yang berbeda tentang mengapa kata-kata ini dihapus. Beberapa orang percaya bahwa penghapusan dilakukan untuk menghindari konflik agama dan memastikan bahwa negara baru akan menjadi negara yang inklusif bagi semua orang, tanpa memandang agama atau kepercayaan mereka. Orang lain percaya bahwa penghapusan dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk meminimalkan pengaruh agama dalam kehidupan sehari-hari negara, dan untuk menciptakan negara yang lebih sekuler. Penghapusan kata-kata ini telah menjadi subjek banyak perdebatan di kalangan sejarawan dan peneliti, yang mencoba memahami alasan di balik penghapusan dan implikasi potensial dari penghapusan tersebut. Meskipun ada banyak teori yang berbeda, alasan pasti untuk penghapusan tetap menjadi misteri, dan akan terus menjadi subjek perdebatan dan penelitian di masa depan.