Nilai Kemanusiaan, Persatuan, dan Permintaan dalam Bangsa Indonesi
Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, dan permintaan. Nilai kemanusiaan, yang menghargai harkat dan martabat individu, telah menjadi dasar bagi perlindungan hak asasi manusia dan penolakan segala bentuk penyalahgunaan manusia. Bangsa Indonesia juga menolak segala bentuk penjajahan di atas tanah air mereka, seperti yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI Tahun 1945) alinea pertama: "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." Nilai persatuan juga sangat penting bagi bangsa Indonesia. Ketika Piagam Jakarta diumumkan dan disahkan, ada keberatan dari Perwakilan Indonesia yang berpotensi memecah persatuan bangsa. Namun, para pemimpin bangsa dari kalangan Islam pada saat itu bersedia mengubah rumusan sila pertama dari "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa." Ini menunjukkan bahwa nilai persatuan dalam sila ketiga Pancasila telah menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebelum Pancasila itu lahir. Pandangan hidup ini telah mempengaruhi cara berpikir dan membuat keputusan dalam menghadapi masalah berbangsa dan bernegara. Nilai permintaan dihargai oleh bangsa Indonesia. Bangsa ini mengutamakan musyawarah dan mufakat untuk memecahkan masalah dan memberikan hak berpendapat kepada semua warga negara. Ini tercantum dalam UUD NRI Tahun 1945 pasal 28E, yang menegaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak untuk berkumpul, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat di muka publik. Nilai permintaan ini telah memungkinkan bangsa Indonesia untuk mengambil keputusan yang adil dan inklusif, yang menguntungkan semua anggota masyarakat. Sebagai kesimpulan, nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, dan permintaan telah menjadi dasar bagi bangsa Indonesia. Bangsa ini telah menolak segala bentuk penyalahgunaan manusia dan penjajahan, dan telah mengutamakan persatuan dan permintaan dalam menghadapi masalah berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai ini telah mempengaruhi cara berpikir dan membuat keputusan oleh bangsa Indonesia, dan telah membantu menciptakan masyarakat yang adil dan inklusif.