Pentingnya Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dewasa ini mengalami kemajuan pesat. Namun, perkembangan iptek tidak dapat terlepas dari situasi yang melingkupinya. Iptek selalu berkembang dalam suatu ruang budaya dan bersentuhan dengan nilai-nilai budaya dan agama. Oleh karena itu, penting bagi iptek untuk mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya agar tidak merugikan umat manusia. Kuntowijoyo, seorang ahli dalam konteks pengembangan ilmu, menegaskan bahwa kebenaran bersifat non-cumulative, sedangkan kemajuan bersifat cumulative. Agama, filsafat, dan kesenian termasuk dalam kategori non-cumulative, sedangkan fisika, teknologi, dan kedokteran termasuk dalam kategori cumulative. Hal ini menunjukkan bahwa iptek harus memperhatikan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya. Relasi antara iptek dan nilai budaya serta agama dapat ditandai dengan beberapa kemungkinan. Pertama, iptek harus sesuai dengan nilai budaya dan agama sehingga pengembangannya didasarkan pada sikap humanreligius. Kedua, iptek yang lepas sama sekali dari norma budaya dan agama dapat menyebabkan sekularisasi yang berakibat pada kemajuan iptek tanpa dikawal oleh nilai humanreligius. Ketiga, iptek yang menempatkan nilai agama dan budaya sebagai mitra dialog di saat diperlukan. Idealnya, relasi antara iptek dan nilai budaya serta agama terletak pada fenomena pertama. Namun, mengingat keragaman agama dan budaya di Indonesia, hal ini belum dapat berlangsung secara optimal. Oleh karena itu, diperlukan sikap inklusif dan toleran di masyarakat untuk mencegah timbulnya konflik. Komunikasi yang terbuka dan egaliter juga diperlukan dalam mengembangkan iptek yang memperhatikan nilai-nilai budaya dan agama. Dalam kesimpulan, penting bagi iptek untuk mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam pengembangannya. Relasi antara iptek dan nilai budaya serta agama harus didasarkan pada sikap humanreligius dan memperhatikan keragaman agama dan budaya di Indonesia. Dengan sikap inklusif dan toleran, iptek dapat berkembang secara optimal tanpa merugikan umat manusia.