Memahami Istishab dan Istihsan dalam Hukum Islam **
Istishab Istishab adalah dalil hukum Islam yang bermakna "menetapkan sesuatu pada keadaan asalnya sampai ada dalil yang mengingkarinya". Dalam konteks hukum, istishab digunakan untuk mempertahankan hukum yang berlaku sebelumnya sampai ada dalil baru yang membatalkannya. Contoh penerapan istishab dalam kehidupan sehari-hari: * Kehalalan makanan: Makanan yang sebelumnya halal, tetap dianggap halal sampai ada dalil yang menyatakan keharamannya. * Status pernikahan: Pernikahan yang sah tetap dianggap sah sampai ada bukti yang menyatakan pembatalannya. Istihsan Istihsan adalah dalil hukum Islam yang bermakna "memilih hukum yang lebih baik dan lebih bermanfaat". Dalam penerapannya, istihsan digunakan untuk memilih hukum yang lebih adil dan sesuai dengan kondisi yang ada, meskipun hukum tersebut tidak secara eksplisit tercantum dalam dalil yang ada. Contoh penerapan istihsan dalam kehidupan sehari-hari: * Hukum waris: Dalam kasus tertentu, hukum waris dapat diubah dengan mempertimbangkan kondisi keluarga yang membutuhkan bantuan. * Hukum jual beli: Dalam kondisi darurat, harga barang dapat dinegosiasikan dengan mempertimbangkan kebutuhan pembeli. Perbedaan Istishab dan Istihsan Perbedaan utama antara istishab dan istihsan terletak pada tujuannya. Istishab bertujuan untuk mempertahankan hukum yang berlaku, sedangkan istihsan bertujuan untuk memilih hukum yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Kesimpulan** Istishab dan istihsan merupakan dua dalil hukum Islam yang penting dalam memahami dan menerapkan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari. Kedua dalil ini membantu dalam menyelesaikan masalah hukum yang tidak tercantum secara eksplisit dalam dalil yang ada, dengan tetap memperhatikan prinsip keadilan dan kemaslahatan.