Isrul dan Mimpi Sekolah yang Tertunda **
Isrul, seorang anak desa dengan semangat membara, terlahir dalam keluarga yang mampu membiayai pendidikannya. Namun, ironisnya, kemudahan untuk sekolah tak dapat dia nikmati. Di desa tempat Isrul tinggal, semangat belajar seakan terkubur dalam rutinitas sehari-hari. Orang tua, sibuk dengan sawah, kebun, dan ternak, tak begitu peduli dengan pendidikan anak-anak mereka. Setiap kali ada penyuluhan pendidikan, kepala desa dan guru-guru berusaha keras mengubah pola pikir masyarakat. Namun, pesan-pesan tentang pentingnya pendidikan hanya terngiang sesaat, kemudian terlupakan begitu saja. Orang tua kembali ke rutinitas mereka, seolah pendidikan bukanlah prioritas utama. Isrul, dengan hati yang pedih, menyaksikan mimpi sekolahnya tertunda. Dia melihat teman-temannya di kota, dengan mudah mengenyam pendidikan, sementara dirinya terjebak dalam lingkaran kemiskinan intelektual. Wawasan:** Kisah Isrul mengingatkan kita bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi juga tanggung jawab bersama. Masyarakat, pemerintah, dan para pendidik harus bahu-membahu untuk membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan. Hanya dengan kerja sama yang erat, mimpi-mimpi anak-anak seperti Isrul dapat terwujud, dan masa depan bangsa dapat terjamin.