Evaluasi Penerapan Pancasila pada Masa Orde Baru
Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat antara tahun 1966-1968, ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia. Era ini dikenal sebagai Orde Baru dengan konsep Demokrasi Pancasila. Visi utama pemerintahan Orde Baru adalah melaksanakan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pada masa ini, Presiden Soeharto berhasil membubarkan PKI dan pembangunan nasional dapat dilaksanakan secara bertahap. Pembangunan nasional tumbuh pesat di segala bidang kehidupan. Namun, pada masa ini juga terjadi pembatasan kebebasan berpolitik dan beberapa pelanggaran hak asasi manusia. Evaluasi atau penilaian terhadap penerapan Pancasila secara murni dan konsekuen pada masa Orde Baru dapat dilakukan dengan melihat beberapa aspek. Pertama, dalam hal melaksanakan Pancasila secara murni, pemerintahan Orde Baru berhasil mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Pancasila menjadi dasar dalam pembangunan nasional dan kebijakan pemerintah. Hal ini tercermin dalam berbagai program pembangunan yang dilakukan pada masa itu, seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Pemerintah juga menggalakkan semangat gotong royong dan persatuan dalam masyarakat. Namun, dalam hal melaksanakan Pancasila secara konsekuen, terdapat beberapa kelemahan pada masa Orde Baru. Pembatasan kebebasan berpolitik menjadi salah satu contohnya. Pemerintah Orde Baru melakukan kontrol yang ketat terhadap partai politik dan organisasi masyarakat sipil. Hal ini mengakibatkan terbatasnya ruang demokrasi dan partisipasi politik bagi masyarakat. Selain itu, pada masa Orde Baru juga terjadi beberapa pelanggaran hak asasi manusia, seperti kasus penangkapan dan penghilangan orang secara sewenang-wenang. Dalam evaluasi penerapan Pancasila pada masa Orde Baru, perlu diperhatikan bahwa pembangunan nasional yang pesat tidak selalu berarti penerapan Pancasila secara murni dan konsekuen. Meskipun terdapat keberhasilan dalam mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat, pembatasan kebebasan berpolitik dan pelanggaran hak asasi manusia menunjukkan bahwa penerapan Pancasila pada masa itu tidak sepenuhnya ideal. Dalam konteks ini, penting untuk mempelajari dan mengkritisi masa Orde Baru dengan objektivitas. Evaluasi yang jujur dan kritis terhadap penerapan Pancasila pada masa itu dapat memberikan wawasan yang berharga bagi pembangunan demokrasi dan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini.