Jejer Ngastina Duhkitaning Prabu Pandu lan Dewi Kunti
Dalam cerita "Jejer Ngastina Duhkitaning Prabu Pandu lan Dewi Kunti", terdapat kisah tentang kelahiran seorang bayi yang berwujud bungkus. Prabu Pandu dan Dewi Kunti sangat terkejut dan bingung karena bayi tersebut tidak memiliki senjata untuk membuka bungkusnya. Kurawa, saudara Prabu Pandu, juga mencoba membantu dengan mencoba membuka bungkus tersebut, namun tidak berhasil. Akhirnya, dewa Krendawahana datang dan membantu membuka bungkus tersebut. Di dalam bungkus tersebut terdapat seorang bayi yang diberi nama Si Bungkus. Si Bungkus kemudian tumbuh menjadi seorang pahlawan yang hebat. Ia mendapatkan wahyu jati dan dianggap sebagai satria utama. Dewa Batara Guru juga memberikan kekuatan kepada Si Bungkus dengan mengutus Dewi Umayi untuk memberikan ajaran dan perlengkapan kepada Si Bungkus. Si Bungkus diberi busana khusus dan perlengkapan seperti cawat, gelang, dan kuku Pancanaka. Kemudian, Gajahsena, putra Batara Guru yang berwujud gajah, membuka bungkus tersebut. Namun, saat bungkus tersebut pecah, tubuh Gajahsena menghilang dan hanya tersisa roh dan kekuatannya yang masuk ke dalam bungkus tersebut. Betara Narada kemudian muncul dan memberitahu Si Bungkus bahwa ia sebenarnya adalah putra dari Prabu Pandudewanata dan Dewi Kunti. Ia lahir dalam wujud bungkus karena kehendak dewa dan diharapkan menjadi satria utama yang akan memberikan perlindungan kepada Bratasena. Selanjutnya, Ratu Tasikmadu meminta bantuan Si Bungkus untuk melawan raja raseksa yang jahat. Si Bungkus berhasil mengalahkan para raseksa tersebut dengan kekuatannya yang berasal dari Geni, Lemah Angin, dan Banyu. Dalam cerita ini, kita dapat melihat bagaimana keajaiban dan takdir dapat terjadi dalam kehidupan seseorang. Si Bungkus, yang lahir dalam wujud bungkus, ternyata memiliki kekuatan dan potensi yang luar biasa. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak menilai seseorang dari penampilan fisiknya, tetapi melihat potensi dan kekuatan yang ada di dalam diri mereka. Cerita ini juga mengajarkan tentang pentingnya perlindungan dan keberanian dalam menghadapi kejahatan. Si Bungkus, sebagai satria utama, memiliki tanggung jawab untuk melindungi Bratasena dan melawan kekuatan jahat yang mengancam kehidupan manusia. Dengan demikian, cerita "Jejer Ngastina Duhkitaning Prabu Pandu lan Dewi Kunti" mengajarkan kita tentang takdir, potensi, dan pentingnya melindungi yang lemah.