Pengaruh Politik terhadap Kurikulum dalam Sistem Pendidikan Nasional
Pengaruh politik terhadap kurikulum dalam sistem pendidikan nasional secara aktual adalah adanya penghapusan beberapa mata pelajaran, pengurangan dan penggabungan materi pelajaran dengan tujuan efisiensi dan efektivitas pendidikan. Perubahan politik ternyata sering diikuti dengan adanya perubahan kebijakan-kebijakan dalam pengembangan kurikulum pada sistem pendidikan nasional. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh politik yang cukup kuat dengan sistem pendidikan nasional di Indonesia. Perubahan kurikulum yang sering dilakukan tidak menjamin dapat menjadikan pendidikan itu berkualitas, meskipun perubahan kurikulum itu sudah disesuaikan dengan tuntutan perubahan zaman. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Nizam, mengingatkan prinsip yang paling penting dalam pengembangan kurikulum yaitu learning outcomes dan berkualitas global. Pada saat implementasi kurikulum, faktor kemampuan guru sangat mempengaruhi ketercapaian target yang diharapkan. Implementasi tersebut dipengaruhi oleh kemampuan, komitmen, persepsi, dan interpretasi guru-guru terhadap kurikulum tersebut. Menurut Lundeberg & Levin (2003), persepsi dan interpretasi guru terhadap kurikulum berakar pada pengetahuan dan pengalaman guru itu sendiri. Pengetahuan dan pengalaman guru ikut menentukan persepsi mereka. Apakah terlepas persepsinya itu benar atau salah, persepsi akan mempengaruhi komitmen dan perilaku individu yang bersangkutan. Dalam konteks pengaruh politik terhadap kurikulum, penting bagi guru-guru untuk memiliki pemahaman yang mendalam tentang kebijakan-kebijakan pendidikan yang diterapkan. Dengan pemahaman yang baik, guru dapat menginterpretasikan kurikulum dengan benar dan mengimplementasikannya dengan efektif. Selain itu, peran kepemimpinan sekolah juga sangat penting dalam memastikan bahwa kurikulum yang diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan siswa dan tujuan pendidikan nasional. Dalam menghadapi perubahan politik dan kebijakan pendidikan, penting bagi semua pihak terkait untuk terus berkomunikasi dan berkolaborasi. Dengan demikian, pengembangan kurikulum dapat menjadi proses yang inklusif dan partisipatif, yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam sistem pendidikan nasional. Dalam kesimpulan, pengaruh politik terhadap kurikulum dalam sistem pendidikan nasional adalah nyata dan signifikan. Perubahan politik sering kali diikuti dengan perubahan kebijakan pendidikan, yang dapat mempengaruhi pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak terkait untuk terus beradaptasi dan berkolaborasi dalam menghadapi perubahan politik dan kebijakan pendidikan, sehingga pendidikan nasional dapat terus berkembang dan berkualitas.