Mengapa Demokrasi Orde Baru Bukanlah Sistem Politik yang Ideal **
Demokrasi Orde Baru, yang berlangsung di Indonesia dari tahun 1966 hingga 1998, seringkali dianggap sebagai periode yang penuh dengan ketidakadilan dan penindasan. Meskipun sistem ini mengklaim dirinya sebagai demokrasi, realitasnya jauh dari ideal. Berikut adalah beberapa argumen mengapa demokrasi Orde Baru bukanlah sistem politik yang ideal: 1. Kekuasaan Terpusat: Sistem Orde Baru didominasi oleh satu partai politik, Golkar, yang secara efektif mengendalikan semua aspek pemerintahan. Kekuasaan terpusat di tangan Presiden Soeharto, yang memiliki kontrol penuh atas legislatif, yudikatif, dan militer. Hal ini menyebabkan kurangnya transparansi dan akuntabilitas, serta penindasan terhadap suara-suara kritis. 2. Pembatasan Kebebasan Berpendapat: Orde Baru dikenal dengan pembatasan kebebasan berpendapat dan pers. Kritik terhadap pemerintah seringkali dibungkam, dan media massa dikontrol ketat. Hal ini menciptakan iklim ketakutan dan menghalangi partisipasi masyarakat dalam proses politik. 3. Korupsi dan Kesenjangan Sosial: Korupsi merajalela di era Orde Baru, dengan Soeharto dan kroninya menguras kekayaan negara untuk kepentingan pribadi. Kesenjangan sosial semakin melebar, dengan sebagian kecil masyarakat menikmati kemewahan sementara mayoritas hidup dalam kemiskinan. 4. Pelanggaran HAM: Orde Baru ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia yang sistematis. Penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan politik terjadi secara rutin. Kebebasan sipil dibatasi, dan kritik terhadap pemerintah dibungkam dengan kekerasan. 5. Kurangnya Partisipasi Masyarakat: Sistem Orde Baru tidak mendorong partisipasi masyarakat dalam proses politik. Pemilihan umum seringkali diwarnai dengan kecurangan dan manipulasi, dan suara rakyat tidak benar-benar didengarkan. Kesimpulan: Demokrasi Orde Baru, dengan segala kelemahannya, bukanlah sistem politik yang ideal. Kekuasaan terpusat, pembatasan kebebasan, korupsi, pelanggaran HAM, dan kurangnya partisipasi masyarakat menjadi bukti nyata bahwa sistem ini tidak mampu mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat. Wawasan:** Pengalaman Orde Baru menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Sistem politik yang ideal haruslah berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi yang sejati, yaitu kebebasan, keadilan, dan partisipasi masyarakat.