Bertahan di Atap Saat Banjir Bandang
Ketika hujan deras mengguyur kampung halaman kami, sungai yang tak jauh dari rumah tiba-tiba meluap. Air bah yang membawa lumpur, kayu, dan bebatuan dengan cepat menerjang beberapa rumah di sekitar. Melihat situasi yang berbahaya ini, saya segera membawa anak saya naik ke atas rumah untuk menyelamatkan diri. Kami sempat terjebak di lantai dua karena air bah datang dengan sangat cepat. Demi keselamatan, kami terpaksa menaiki genting dan berpindah-pindah melewati tiga rumah tetangga. Kami pun berusaha bertahan di atas atap sambil menunggu bantuan datang. Pengalaman ini mengajarkan saya pentingnya selalu waspada dan siap menghadapi bencana alam. Meskipun situasinya mencekam, saya bersyukur dapat selamat bersama anak saya. Peristiwa ini juga menumbuhkan rasa solidaritas di antara warga, karena kami saling membantu satu sama lain untuk bertahan. Ke depannya, saya berharap pemerintah dapat membangun infrastruktur yang lebih baik untuk mencegah banjir bandang serupa.