Ajaran Dasar Qadariyah: Perspektif tentang Perbuatan dan Pembalasan
Ajaran Qadariyah adalah salah satu aliran dalam agama Islam yang memiliki pandangan unik tentang perbuatan manusia dan pembalasan yang diterima sebagai akibat dari perbuatan tersebut. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pokok-pokok ajaran Qadariyah yang dikemukakan oleh Ahmad Amin dalam bukunya "Fujral Islam". Pertama-tama, Qadariyah berpendapat bahwa orang yang melakukan dosa besar bukanlah kafir atau mukmin, tetapi mereka dianggap fasik. Meskipun mereka tidak secara fisik masuk neraka secara kekal, mereka akan menerima konsekuensi buruk atas perbuatan mereka. Selanjutnya, Qadariyah mengajarkan bahwa Allah tidak menciptakan perbuatan manusia, melainkan manusia yang menciptakan perbuatan tersebut. Oleh karena itu, manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas amal baiknya dan pembalasan buruk (siksa neraka) atas amal perbuatannya yang salah dan dosa. Dalam pandangan Qadariyah, Allah memiliki hak untuk memberikan pembalasan sesuai dengan perbuatan manusia. Selain itu, Qadariyah juga berpendapat bahwa Allah itu Maha Esa atau satu dalam arti bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali seperti pengetahuan, kehidupan, pendengaran, dan penglihatan yang bukan dengan dzat-Nya sendiri. Menurut pandangan mereka, Allah mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan melihat dengan dzat-Nya sendiri. Terakhir, Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, meskipun Allah tidak menurunkan agama. Mereka berargumen bahwa segala sesuatu memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk. Dalam kesimpulan, ajaran dasar Qadariyah menekankan pentingnya perbuatan manusia dan pembalasan yang diterima sebagai akibat dari perbuatan tersebut. Meskipun terdapat perbedaan pandangan dengan aliran lain dalam agama Islam, pemahaman tentang ajaran Qadariyah dapat memberikan wawasan yang menarik tentang hubungan antara perbuatan manusia dan konsekuensinya.