Perhitungan Beban Pokok Penjualan dan Persediaan Perusahaan dengan Sistem Perpetual FIFO
Dalam perusahaan, perhitungan beban pokok penjualan dan persediaan sangat penting untuk mengelola keuangan dengan efektif. Dalam kasus ini, perusahaan menggunakan sistem perpetual dan metode FIFO untuk menghitung beban pokok penjualan dan persediaan. Mari kita lihat bagaimana perhitungan ini dilakukan. Pada tanggal 1 September, persediaan awal barang A adalah 55 unit dengan biaya per unit sebesar Rp 200.000. Pada tanggal 6 September, perusahaan menjual 35 unit barang A. Kemudian, pada tanggal 15 September, perusahaan melakukan pembelian 40 unit barang A dengan biaya per unit sebesar Rp 240.000. Pada tanggal 24 September, perusahaan menjual 30 unit barang A. Dalam sistem perpetual FIFO, barang yang pertama kali masuk adalah barang yang pertama kali keluar. Oleh karena itu, untuk menghitung beban pokok penjualan pada tanggal 24 September, kita harus menggunakan harga pembelian barang A pada tanggal 15 September. Dengan demikian, beban pokok penjualan pada tanggal 24 September adalah 30 unit x Rp 240.000 = Rp 7.200.000. Selanjutnya, untuk menghitung persediaan per 30 September, kita harus menghitung persediaan awal ditambah pembelian dikurangi penjualan. Persediaan awal pada tanggal 1 September adalah 55 unit. Kemudian, pada tanggal 15 September, perusahaan melakukan pembelian 40 unit. Namun, sebelumnya perusahaan telah menjual 35 unit pada tanggal 6 September. Oleh karena itu, persediaan per 30 September adalah (55 + 40 - 35) unit = 60 unit. Dengan demikian, beban pokok penjualan pada tanggal 24 September adalah Rp 7.200.000 dan persediaan per 30 September adalah 60 unit. Dalam mengelola keuangan perusahaan, perhitungan beban pokok penjualan dan persediaan sangat penting untuk memastikan efisiensi dan keberlanjutan bisnis. Dengan menggunakan sistem perpetual dan metode FIFO, perusahaan dapat menghitung dengan akurat beban pokok penjualan dan persediaan.