Implementasi 'Learning to Be' dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan kompetensi individu. Salah satu pendekatan yang kini mulai diterapkan adalah konsep 'Learning to Be'. Konsep ini menekankan pentingnya pembentukan karakter dan nilai-nilai dasar manusia dalam proses belajar. Dalam artikel ini, kita akan membahas implementasi 'Learning to Be' dalam kurikulum pendidikan tinggi. <br/ > <br/ >#### Mengenal Konsep 'Learning to Be' <br/ > <br/ >'Learning to Be' adalah konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh UNESCO pada tahun 1972. Konsep ini menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya berfokus pada pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga pada pembentukan karakter dan nilai-nilai dasar manusia. Dalam konteks pendidikan tinggi, 'Learning to Be' dapat diartikan sebagai proses di mana mahasiswa belajar untuk menjadi individu yang berintegritas, bertanggung jawab, dan berkontribusi positif terhadap masyarakat. <br/ > <br/ >#### Pentingnya 'Learning to Be' dalam Pendidikan Tinggi <br/ > <br/ >Pendidikan tinggi tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dalam bidangnya, tetapi juga untuk membentuk karakter dan nilai-nilai dasar mereka. Dengan implementasi 'Learning to Be', mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan sikap dan perilaku yang positif, seperti integritas, empati, dan tanggung jawab sosial. Selain itu, 'Learning to Be' juga dapat membantu mahasiswa untuk lebih memahami diri mereka sendiri dan orang lain, serta membangun hubungan yang baik dengan lingkungan sekitar mereka. <br/ > <br/ >#### Implementasi 'Learning to Be' dalam Kurikulum Pendidikan Tinggi <br/ > <br/ >Implementasi 'Learning to Be' dalam kurikulum pendidikan tinggi dapat dilakukan melalui berbagai cara. Salah satunya adalah dengan memasukkan mata kuliah yang berfokus pada pembentukan karakter dan nilai-nilai dasar manusia, seperti etika, filsafat, dan psikologi. Selain itu, pendekatan pembelajaran yang aktif dan partisipatif juga dapat mendukung implementasi 'Learning to Be'. Misalnya, melalui diskusi kelompok, proyek kelompok, dan kegiatan ekstrakurikuler yang berorientasi pada pelayanan masyarakat. <br/ > <br/ >#### Tantangan dan Solusi dalam Implementasi 'Learning to Be' <br/ > <br/ >Meski memiliki banyak manfaat, implementasi 'Learning to Be' dalam kurikulum pendidikan tinggi juga memiliki tantangan. Salah satunya adalah resistensi dari beberapa pihak yang masih beranggapan bahwa pendidikan tinggi seharusnya berfokus pada pengetahuan dan keterampilan teknis. Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan sosialisasi dan edukasi yang intensif kepada semua pihak terkait tentang pentingnya 'Learning to Be'. Selain itu, diperlukan juga komitmen dan dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dosen, mahasiswa, dan masyarakat. <br/ > <br/ >Dalam rangkuman, 'Learning to Be' adalah konsep pendidikan yang menekankan pentingnya pembentukan karakter dan nilai-nilai dasar manusia. Implementasi konsep ini dalam kurikulum pendidikan tinggi dapat membantu mahasiswa untuk menjadi individu yang berintegritas, bertanggung jawab, dan berkontribusi positif terhadap masyarakat. Meski memiliki tantangan, implementasi 'Learning to Be' dapat dilakukan dengan dukungan dan komitmen dari semua pihak terkait.