Analisis Mengenai Ajaran Dualisme dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP adalah peraturan hukum yang penting dalam sistem hukum Indonesia. Dalam undang-undang ini, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah apakah undang-undang ini menganut ajaran dualisme. Ajaran dualisme adalah konsep hukum yang mengakui adanya dua sistem hukum yang berbeda, yaitu hukum pidana dan hukum perdata. Dalam konteks undang-undang KUHP, ajaran dualisme dapat diartikan sebagai pemisahan antara hukum pidana dan hukum perdata dalam satu undang-undang. Namun, setelah melakukan penelitian dan analisis terhadap Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP, dapat disimpulkan bahwa undang-undang ini tidak menganut ajaran dualisme. Sebaliknya, undang-undang ini mengintegrasikan hukum pidana dan hukum perdata dalam satu kerangka hukum yang komprehensif. Salah satu contoh yang menunjukkan integrasi antara hukum pidana dan hukum perdata dalam undang-undang KUHP adalah dalam ketentuan mengenai tindak pidana korupsi. Dalam undang-undang ini, tindak pidana korupsi diatur sebagai tindak pidana yang merugikan keuangan negara, yang merupakan aspek hukum perdata. Namun, undang-undang ini juga mengatur sanksi pidana yang diberikan kepada pelaku tindak pidana korupsi, yang merupakan aspek hukum pidana. Integrasi antara hukum pidana dan hukum perdata dalam undang-undang KUHP ini memiliki beberapa keuntungan. Pertama, integrasi ini memudahkan penegakan hukum dan penyelesaian sengketa, karena semua ketentuan hukum terkait dapat ditemukan dalam satu undang-undang. Kedua, integrasi ini juga memperkuat perlindungan hukum terhadap masyarakat, karena semua aspek hukum yang relevan dapat diatur secara komprehensif. Dalam konteks ajaran dualisme, integrasi antara hukum pidana dan hukum perdata dalam undang-undang KUHP ini dapat dianggap sebagai langkah positif. Dengan mengintegrasikan kedua aspek hukum ini, undang-undang ini dapat memberikan perlindungan hukum yang lebih baik kepada masyarakat dan memperkuat sistem hukum Indonesia secara keseluruhan. Dalam kesimpulan, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP tidak menganut ajaran dualisme. Sebaliknya, undang-undang ini mengintegrasikan hukum pidana dan hukum perdata dalam satu kerangka hukum yang komprehensif. Integrasi ini memiliki beberapa keuntungan, termasuk memudahkan penegakan hukum dan penyelesaian sengketa, serta memperkuat perlindungan hukum terhadap masyarakat. Dengan demikian, undang-undang ini merupakan langkah positif dalam memperkuat sistem hukum Indonesia.