Tanah Airku
(Sebuah desa kecil di Indonesia, dipenuhi dengan suara riuh rendah warga desa yang sedang bekerja. Dua tokoh utama, Maya dan Budi, duduk di bawah pohon rindang.) Maya: (dengan penuh semangat) Budi, apakah kau pernah merasa betapa indahnya negeri ini? Budi: (tersenyum) Ya, Maya. Tanah air kita sungguh luar biasa. Pemandangan alamnya begitu memesona. (Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati keindahan alam di sekitar mereka.) Maya: (sambil menatap langit) Seperti peribahasa nenek moyang kita, "Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung." Kita harus menjaga tanah air ini dengan sepenuh hati. Budi: (serius) Betul sekali, Maya. Bangsa ini butuh kebersamaan dan kerja keras untuk membangunnya. (Suara gemuruh mendadak terdengar dari kejauhan, menandakan adanya ancaman terhadap desa mereka.) Maya: (dengan tekad) Kita harus bertahan dan melindungi tanah air kita! Inilah saatnya kita tunjukkan cinta kita pada negeri ini. (Mereka berdua berdiri, siap untuk menghadapi ancaman tersebut, sementara warga desa lainnya juga bersiap-siap.) Bagian akhir: (Dengan semangat juang yang membara, Maya, Budi, dan warga desa berhasil mengatasi ancaman tersebut. Mereka merayakan kemenangan mereka sambil menatap langit yang cerah.) Maya: (dengan bangga) Tanah airku, tempatku pulang. Bersama-sama kita jaga keutuhan dan keindahanmu selamanya. Budi: (tersenyum) Cinta pada tanah air bukanlah kata-kata belaka, tetapi nyata dalam tindakan kita sehari-hari. (Adegan berakhir dengan warga desa yang kompak merayakan kebersamaan dan cinta pada tanah air.) Langkah 4. Tinjau dan sesuaikan: Memastikan naskah drama mencerminkan nilai-nilai kebangsaan dan cinta pada tanah air secara positif dan inspiratif. Langkah 5. Mengelola jumlah kata keluaran secara efektif: Menyesuaikan panjang naskah agar tidak melebihi batas yang ditentukan.