Deforestasi di Ketapang: Dampak Kebijakan dan Perjuangan Masyarakat Adat **
Deforestasi akibat Hutan Tanaman Industri (HTI) di Ketapang, Kalimantan Barat, menjadi isu serius yang mengancam lingkungan dan masyarakat adat. Kasus PT. Mayawana Persada, yang dilaporkan telah menebang hutan seluas 35 ribu hektar dari total konsesi 136.710 hektar, menjadi contoh nyata dampak buruk dari kebijakan yang tidak berpihak pada kelestarian lingkungan. Dampak Kebijakan: Kebijakan pemerintah terkait HTI di Ketapang perlu dikaji ulang. Izin yang diberikan kepada perusahaan seperti PT. Mayawana Persada tanpa pengawasan ketat dan penegakan hukum yang tegas, membuka peluang bagi eksploitasi hutan secara besar-besaran. Hal ini berdampak pada: * Kerusakan Ekosistem: Deforestasi menyebabkan hilangnya habitat satwa, degradasi lahan, dan peningkatan emisi gas rumah kaca. * Ancaman bagi Masyarakat Adat: Masyarakat adat Kualan, yang telah hidup berdampingan dengan hutan selama bergenerasi, terancam kehilangan sumber mata pencaharian dan budaya mereka. * Konflik Sosial: Perselisihan antara perusahaan dan masyarakat adat semakin meningkat, mengancam stabilitas sosial di wilayah tersebut. Perjuangan Masyarakat Adat: Koalisi Masyarakat Sipil dan perwakilan masyarakat adat Kualan menunjukkan keberanian dalam memperjuangkan hak-hak mereka dan kelestarian lingkungan. Laporan mereka kepada KLHK menjadi bukti nyata bahwa masyarakat sipil memiliki peran penting dalam mengawasi dan menuntut akuntabilitas perusahaan dan pemerintah. Kesimpulan: Deforestasi di Ketapang merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif. Kebijakan pemerintah harus berpihak pada kelestarian lingkungan dan hak-hak masyarakat adat. Peningkatan pengawasan, penegakan hukum, dan dialog yang konstruktif antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat adat menjadi kunci untuk mencegah deforestasi dan membangun masa depan yang berkelanjutan. Wawasan:** Perjuangan masyarakat adat Kualan mengingatkan kita bahwa menjaga kelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan perusahaan, tetapi juga tanggung jawab kita semua. Kita perlu mendukung upaya mereka dan mendorong pemerintah untuk menerapkan kebijakan yang adil dan berkelanjutan.