Menjembatani Kesenjangan: Mengapa Pemisahan Budaya Tinggi dan Populer Tak Lagi Relevan di Era Modern **
Di era digital dan globalisasi, garis pemisah antara budaya tinggi dan budaya populer semakin kabur. Budaya tinggi, yang sering dikaitkan dengan seni rupa, musik klasik, dan sastra, sering dianggap eksklusif dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Sementara itu, budaya populer, yang meliputi musik pop, film, dan media sosial, mendominasi media dan kehidupan sosial. Namun, pemisahan ini tidak lagi relevan dalam masyarakat modern. Interaksi dan Saling Pengaruh: Contoh nyata interaksi antara budaya tinggi dan populer dapat dilihat dalam musik. Musisi klasik seperti Mozart dan Beethoven telah menginspirasi banyak musisi pop modern. Begitu pula, musik pop telah menginspirasi komposer klasik untuk bereksperimen dengan bentuk dan gaya baru. Contoh lainnya adalah penggunaan elemen budaya tinggi dalam film populer. Film-film seperti "The Social Network" dan "The Wolf of Wall Street" menggunakan elemen sastra dan drama untuk menceritakan kisah-kisah yang menarik dan relevan dengan kehidupan modern. Dominasi Budaya Populer dan Nilai-Nilai Budaya Tinggi: Dominasi budaya populer tidak serta merta mengikis nilai-nilai budaya tinggi. Justru, budaya populer dapat menjadi wadah untuk mengekspresikan nilai-nilai budaya tinggi dengan cara yang lebih inklusif dan mudah diakses. Contohnya, film-film dokumenter yang mengangkat isu-isu sosial dan politik dapat dianggap sebagai bentuk budaya populer yang mengekspresikan nilai-nilai humanisme dan keadilan sosial. Ruang Baru untuk Ekspresi Budaya: Budaya populer juga menciptakan ruang baru untuk ekspresi budaya yang lebih inklusif. Media sosial, misalnya, memungkinkan orang-orang dari berbagai latar belakang untuk berbagi ide, seni, dan budaya mereka. Hal ini memungkinkan munculnya berbagai bentuk ekspresi budaya yang tidak terbatas pada definisi tradisional budaya tinggi dan populer. Kesimpulan: Pemisahan antara budaya tinggi dan populer tidak lagi relevan di era modern. Keduanya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi, menciptakan ruang baru untuk ekspresi budaya yang lebih inklusif. Dominasi budaya populer tidak serta merta mengikis nilai-nilai budaya tinggi, tetapi justru dapat menjadi wadah untuk mengekspresikan nilai-nilai tersebut dengan cara yang lebih mudah diakses dan relevan dengan kehidupan modern. Referensi: * Manusia dan Peradaban * Peradaban * Hakikat Peradaban dan Masyarakat yang Adab * Evolusi Kebudayaan dan Wujud Peradaban dalam Kehidupan Sosial Budaya * Pengertian Manusia sebagai Makhluk Beradab dan Masyarakat Adab * Masyarakat Adab atau Badan * Ketentraman Ketenangan dan Kenyamanan * Dinamika Peradaban Global * Problematika Peradaban pada Kehidupan Manusia Indonesia Masa Kini**