Kutukan Sapi **
James, seorang penyihir muda dengan rambut merah keriting dan mata biru yang tajam, berdiri di depan bibi kesayangannya, Katie. Wajahnya dipenuhi amarah, tangannya mengepal erat. "Kau telah mencuri dariku, Katie!" teriaknya, suaranya bergetar. "Kau telah mengambil harta warisan nenekku, dan aku tidak akan memaafkanmu!" Katie, yang biasanya ceria dan penuh kasih sayang, tampak ketakutan. "James, aku mohon, dengarkan aku!" pintanya, suaranya bergetar. "Aku tidak mencuri apa pun! Aku hanya ingin membantu!" Namun, James tidak mau mendengarkan. Dengan amarah yang membara, dia mengangkat tongkat sihirnya dan mengarahkannya ke bibi kesayangannya. "Semoga kau merasakan sakit yang sama seperti yang kau berikan padaku!" teriaknya. Seketika, tubuh Katie berubah. Bulu-bulu cokelat tumbuh di sekujur tubuhnya, kakinya menjadi pendek dan kekar, dan kepalanya berubah menjadi kepala sapi. Katie, yang dulunya seorang wanita yang penuh kasih sayang, kini menjadi seekor sapi betina. James tercengang. Dia tidak pernah bermaksud untuk mengubah bibi kesayangannya menjadi hewan. Rasa penyesalan dan kesedihan memenuhi hatinya. Dia telah membiarkan amarah menguasainya, dan kini dia harus menanggung akibatnya. James menghabiskan hari-harinya dengan menyesali perbuatannya. Dia merawat sapi betina itu dengan penuh kasih sayang, berharap suatu hari dia bisa memulihkan bibi kesayangannya. Namun, kutukan itu terlalu kuat. James menyadari bahwa dia harus belajar dari kesalahannya dan tidak membiarkan amarah menguasainya lagi. Wawasan:** Kisah ini mengajarkan kita bahwa amarah dapat membawa kita pada tindakan yang tidak terduga dan menyakitkan. Penting untuk mengendalikan emosi kita dan mencari solusi yang damai dalam menghadapi konflik.