Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
Pada tanggal 22 Agustus 1945, PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) kembali menyelenggarakan rapat untuk membahas pembentukan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) yang akan menggantikan PPKI. Rapat ini dipimpin oleh Soekarno dan Hatta, yang kemudian mengangkat 135 orang sebagai anggota KNIP. Anggota KNIP ini dipilih dengan tujuan mencerminkan keadaan masyarakat Indonesia pada saat itu. Hal yang menarik adalah bahwa seluruh anggota PPKI, kecuali Soekarno dan Hatta, juga menjadi anggota KNIP. Hal ini menunjukkan kesinambungan dan konsistensi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. KNIP kemudian dilantik pada saat yang sama dengan pembentukan PPKI, menandai peralihan kekuasaan dari PPKI ke KNIP. Pembentukan KNIP merupakan langkah penting dalam proses pembentukan negara Indonesia yang merdeka. KNIP bertugas sebagai badan legislatif sementara yang bertanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi pemerintahan sementara. KNIP juga berperan dalam menyusun UUD 1945, yang menjadi dasar hukum bagi negara Indonesia. Pembentukan KNIP juga mencerminkan semangat inklusivitas dan representasi dalam proses pembentukan negara. Dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat Indonesia, KNIP dapat mewakili kepentingan dan aspirasi rakyat Indonesia secara lebih luas. Pada akhirnya, pembentukan KNIP adalah tonggak penting dalam sejarah Indonesia. KNIP menjadi lembaga yang memainkan peran kunci dalam membangun fondasi negara Indonesia yang merdeka dan demokratis. Keberhasilan KNIP dalam menjalankan tugasnya membuka jalan bagi pembentukan pemerintahan yang lebih stabil dan berkelanjutan di masa depan. Dengan demikian, pembentukan KNIP adalah momen penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan dan menjadi bukti nyata dari semangat dan tekad rakyat Indonesia untuk membangun negara yang adil, merdeka, dan berdaulat.