Perpustakaan Sekolah: Jantung Pembelajaran yang Terlupakan? **
** Perpustakaan sekolah, dahulu kala, merupakan jantung pembelajaran. Tempat di mana siswa menjelajahi dunia baru, menemukan inspirasi, dan mengembangkan kecintaan pada membaca. Namun, di era digital ini, perpustakaan sekolah seringkali terlupakan, tergantikan oleh akses internet dan perangkat elektronik. Observasi yang dilakukan di perpustakaan sekolah [Nama Sekolah] menunjukkan realitas yang memprihatinkan. Ruangan yang luas dan penuh buku, namun sepi pengunjung. Siswa lebih memilih menghabiskan waktu di ruang kelas, mengerjakan tugas di depan komputer, atau bermain game di ponsel. Fenomena ini bukan hanya terjadi di [Nama Sekolah], tetapi juga di banyak sekolah lainnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan: mengapa perpustakaan sekolah kehilangan pamornya? Salah satu faktor utama adalah kurangnya promosi dan program menarik yang ditawarkan perpustakaan. Buku-buku yang tersedia mungkin tidak sesuai dengan minat siswa, atau kurangnya kegiatan yang merangsang minat baca. Selain itu, kurangnya dukungan dari pihak sekolah dan guru juga menjadi penghambat. Padahal, perpustakaan sekolah memiliki peran penting dalam mendukung proses pembelajaran. Perpustakaan menyediakan sumber belajar yang beragam, baik buku cetak maupun digital. Selain itu, perpustakaan juga dapat menjadi tempat untuk belajar mandiri, berdiskusi, dan mengembangkan kreativitas. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk menghidupkan kembali perpustakaan sekolah. Sekolah perlu menyediakan program yang menarik dan relevan dengan kebutuhan siswa, serta meningkatkan promosi perpustakaan. Guru juga perlu mendorong siswa untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Dengan demikian, perpustakaan sekolah dapat kembali menjadi jantung pembelajaran yang berdenyut, tempat di mana siswa menemukan inspirasi, mengembangkan kecakapan, dan mencintai ilmu pengetahuan.