Menjelajahi Bid'ah di Bulan Shafar: Shalat Rebo Wekasan dan Menulis 7 Ayat Keselamata
Bulan Shafar adalah bulan kedua dalam kalender Islam, dan merupakan bulan yang sangat penting dalam sejarah Islam. Selama bulan ini, ada beberapa praktik yang dianggap sebagai bid'ah, atau tindakan yang tidak didasarkan pada sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dua praktik yang sering dianggap sebagai bid'ah selama bulan Shafar: Shalat Rebo Wekasan dan menulis 7 ayat keselamatan. Shalat Rebo Wekasan adalah praktik yang melibatkan melakukan shalat malam Rabu terakhir di bulan Shafar sebanyak dua rakaat sebagai upaya tolak bala. Praktik ini dianggap sebagai bid'ah dan tidak didasarkan pada sunnah Nabi Muhammad SAW. Hadis yang menggambarkan praktik ini palsu dan tidak ada dasar sunnah yang mendukungnya. Praktik lain yang sering dianggap sebagai bid'ah selama bulan Shafar adalah menulis 7 ayat keselamatan dan meminumnya. Praktik ini juga dianggap sebagai bid'ah dan tidak didasarkan pada sunnah Nabi Muhammad SAW. Hadis yang menggambarkan praktik ini palsu dan tidak ada dasar sunnah yang mendukungnya. Selain itu, ada beberapa praktik lain yang sering dianggap sebagai bid'ah selama bulan Shafar, seperti bergembira dengan berakhirnya bulan Shafar dan menangkal terhadap anggapan sial. Praktik-praktik ini juga tidak didasarkan pada sunnah Nabi Muhammad SAW dan dianggap sebagai bid'ah. Sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk memastikan bahwa praktik-praktik yang kita lakukan didasarkan pada sunnah Nabi Muhammad SAW dan tidak termasuk dalam kategori bid'ah. Dengan memahami dan mengikuti praktik-praktik yang didasarkan pada sunnah, kita dapat menjalani ibadah kita dengan cara yang benar dan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Kesimpulan: Bulan Shafar adalah bulan yang sangat penting dalam sejarah Islam, dan ada beberapa praktik yang dianggap sebagai bid'ah selama bulan ini. Shalat Rebo Wekasan dan menulis 7 ayat keselamatan adalah dua praktik yang sering dianggap sebagai bid'ah dan tidak didasarkan pada sunnah Nabi Muhammad SAW. Sebagai umat Islam, penting bagi kita untuk memastikan bahwa praktik-praktik yang kita lakukan didasarkan pada sunnah dan tidak termasuk dalam kategori bid'ah. Dengan memahami dan mengikuti praktik-praktik yang didasarkan pada sunnah, kita dapat menjalani ibadah kita dengan cara yang benar dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.