Memahami Perilaku Menyimpang: Teori Asosiasi Diferensial ##
Teori Asosiasi Diferensial adalah teori sosiologis yang menjelaskan bagaimana perilaku menyimpang, termasuk perilaku kriminal, dipelajari melalui interaksi dengan orang lain. Teori ini, yang dikemukakan oleh Edwin Sutherland pada tahun 1939, menolak gagasan bahwa perilaku menyimpang adalah bawaan atau hasil dari faktor-faktor biologis. Sebaliknya, Sutherland berpendapat bahwa perilaku menyimpang dipelajari melalui proses interaksi sosial. Dasar-dasar Teori Asosiasi Diferensial: 1. Perilaku Menyimpang Dipelajari: Teori ini menekankan bahwa perilaku menyimpang dipelajari melalui interaksi dengan orang lain, bukan bawaan. 2. Interaksi dengan Orang Lain: Proses pembelajaran perilaku menyimpang terjadi melalui interaksi dengan orang lain, terutama dalam kelompok-kelompok kecil seperti keluarga, teman, dan rekan kerja. 3. Definisi yang Mendukung dan Menentang Pelanggaran Hukum: Dalam interaksi ini, individu terpapar pada definisi yang mendukung dan menentang pelanggaran hukum. Definisi yang mendukung pelanggaran hukum dapat berupa justifikasi, rationalisasi, atau normalisasi perilaku menyimpang. Definisi yang menentang pelanggaran hukum dapat berupa nilai-nilai moral, hukum, dan norma sosial yang menentang perilaku menyimpang. 4. Rasio Definisi: Seseorang menjadi pelaku perilaku menyimpang ketika mereka terpapar lebih banyak definisi yang mendukung pelanggaran hukum daripada definisi yang menentang pelanggaran hukum. Rasio ini dapat bervariasi dari orang ke orang dan dari kelompok ke kelompok. 5. Frekuensi, Durasi, Intensitas, dan Prioritas: Faktor-faktor seperti frekuensi, durasi, intensitas, dan prioritas interaksi dengan orang-orang yang mendukung atau menentang pelanggaran hukum dapat mempengaruhi rasio definisi dan kemungkinan seseorang menjadi pelaku perilaku menyimpang. 6. Proses Pembelajaran: Proses pembelajaran perilaku menyimpang mirip dengan proses pembelajaran perilaku lainnya. Ini melibatkan proses observasi, imitasi, dan reinforcement. 7. Tidak Terbatas pada Kelompok Menyimpang: Teori Asosiasi Diferensial tidak hanya berlaku untuk kelompok menyimpang, tetapi juga untuk semua kelompok sosial, termasuk keluarga, sekolah, dan tempat kerja. Kontribusi dan Kelemahan Teori Asosiasi Diferensial: Teori Asosiasi Diferensial telah memberikan kontribusi penting dalam memahami penyebab perilaku menyimpang dan telah digunakan untuk mengembangkan program pencegahan dan rehabilitasi. Namun, teori ini juga memiliki kelemahan. Teori ini tidak menjelaskan semua bentuk perilaku menyimpang dan tidak mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat berkontribusi pada perilaku menyimpang, seperti faktor-faktor biologis dan psikologis. Kesimpulan: Teori Asosiasi Diferensial memberikan pemahaman yang berharga tentang bagaimana perilaku menyimpang dipelajari melalui interaksi sosial. Meskipun memiliki kelemahan, teori ini tetap menjadi alat penting dalam memahami dan mengatasi perilaku menyimpang dalam masyarakat. Penting untuk diingat bahwa perilaku menyimpang adalah fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan teori Asosiasi Diferensial hanya merupakan satu bagian dari teka-teki yang lebih besar.