Membandingkan Aliran Pendidikan Behavioristik dan Konstruktivistik: Implikasi bagi Praktik Pembelajaran
Pendahuluan Aliran Pendidikan Behavioristik dan Konstruktivistik
Dalam dunia pendidikan, aliran behavioristik dan konstruktivistik telah menjadi dua pendekatan yang dominan dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran. Kedua aliran ini memiliki pandangan dan pendekatan yang berbeda dalam memahami bagaimana siswa belajar dan bagaimana proses pembelajaran seharusnya dilakukan. Dalam artikel ini, kita akan membandingkan kedua aliran ini dan melihat implikasinya bagi praktik pembelajaran.
Aliran Pendidikan Behavioristik
Aliran pendidikan behavioristik berfokus pada perilaku yang dapat diamati dan diukur. Menurut aliran ini, belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Dalam konteks pembelajaran, guru berperan sebagai pengendali lingkungan belajar yang merancang dan mengatur stimulus untuk mempengaruhi perilaku siswa. Metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pendekatan ini adalah drill and practice, di mana siswa diharapkan untuk mengulangi dan mempraktekkan materi sampai mereka menguasainya.
Aliran Pendidikan Konstruktivistik
Sebaliknya, aliran pendidikan konstruktivistik berpendapat bahwa belajar adalah proses aktif di mana siswa membangun pengetahuan mereka sendiri berdasarkan pengalaman dan interaksi mereka dengan lingkungan. Dalam pendekatan ini, guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam proses konstruksi pengetahuan. Metode pembelajaran yang sering digunakan dalam pendekatan ini adalah problem-based learning dan project-based learning, di mana siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi dan memecahkan masalah secara mandiri.
Membandingkan Aliran Pendidikan Behavioristik dan Konstruktivistik
Ketika membandingkan kedua aliran ini, kita dapat melihat bahwa mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam aliran behavioristik, guru berperan sebagai pengendali lingkungan belajar, sedangkan dalam aliran konstruktivistik, guru berperan sebagai fasilitator. Selain itu, metode pembelajaran yang digunakan dalam kedua aliran ini juga berbeda. Aliran behavioristik cenderung menggunakan metode yang lebih terstruktur dan berorientasi pada tujuan, sedangkan aliran konstruktivistik lebih berfokus pada proses dan penemuan.
Implikasi bagi Praktik Pembelajaran
Dalam praktik, kedua aliran ini dapat digunakan secara bersamaan untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Misalnya, guru dapat menggunakan pendekatan behavioristik untuk mengajarkan konsep dasar dan keterampilan, dan kemudian beralih ke pendekatan konstruktivistik untuk memungkinkan siswa menerapkan dan memperdalam pengetahuan mereka melalui penyelesaian masalah dan proyek. Dengan demikian, siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, sekaligus memiliki kesempatan untuk berpikir kritis dan kreatif.
Penutup
Secara keseluruhan, aliran pendidikan behavioristik dan konstruktivistik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemahaman tentang kedua aliran ini dapat membantu guru merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian, pendidikan dapat menjadi proses yang lebih bermakna dan berdampak bagi siswa.