Perlawanan Rakyat Banten dalam Konteks Pemerintahan Sultan Ageng Tirtayas
Perlawanan rakyat Banten dipimpin oleh Sultan Ageng Tirtayasa, namun putranya Sultan Haji bersukutu dengan Belanda, hal ini menyebabkan pihak Belanda dapat ikut campur dalam urusan kerajaan Mataram setelah Sultan Ageng mencopot kekuasaan Sultan Haji, ia meminta bantuan pada VOC untuk menyerang ayahnya. Kerajaan Mataram akhirnya dikuasai oleh Sultan Haji dan dikontrol oleh VOC, Sultan Ageng Tirtayasa ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Batavia. Dalam konteks pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa, perlawanan rakyat Banten menjadi sangat penting. Sultan Ageng Tirtayasa adalah seorang pemimpin yang berani dan gigih dalam melawan penjajahan Belanda. Namun, situasi menjadi rumit ketika putranya, Sultan Haji, bersekutu dengan Belanda dan mengizinkan mereka untuk campur tangan dalam urusan kerajaan Mataram. Keputusan Sultan Haji untuk bersekutu dengan Belanda sangat merugikan rakyat Banten. Belanda dapat dengan mudah memanfaatkan situasi ini untuk mengambil alih kekuasaan di Mataram. Sultan Ageng Tirtayasa, yang telah dicopot dari kekuasaan oleh putranya, akhirnya meminta bantuan pada VOC untuk melawan Sultan Haji. Akibatnya, kerajaan Mataram jatuh ke tangan Sultan Haji dan menjadi di bawah kendali VOC. Sultan Ageng Tirtayasa, sebagai pemimpin perlawanan, ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Batavia. Perlawanan rakyat Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa adalah contoh nyata keberanian dan keteguhan dalam melawan penjajahan. Meskipun akhirnya kalah dalam pertempuran politik, perlawanan ini tetap menjadi simbol perjuangan dan semangat kebebasan. Kisah ini mengajarkan kita pentingnya mempertahankan kemerdekaan dan kebebasan dari penjajahan. Perlawanan rakyat Banten juga mengingatkan kita akan bahaya dari pengkhianatan dan kolaborasi dengan penjajah.