Pentingnya Kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing di KBRI Lim
Kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di KBRI Lima telah menjadi salah satu program yang diminati oleh warga negara Peru. Dalam kurun waktu dua minggu sejak pembukaan pendaftaran, sebanyak 458 siswa telah mendaftar untuk mengikuti kelas ini. KBRI Lima sendiri telah membuka tiga kelas, dua kelas untuk tingkat pemula dan satu kelas untuk tingkat lanjutan. Kelas BIPA ini akan berlangsung selama 24 kali pertemuan, dimulai pada tanggal 13 Maret 2023 dan berakhir pada 2 Juni 2023. Kelas BIPA di KBRI Lima telah ada sejak tahun 2009 dan selama pandemi tahun 2020, kelas dilakukan secara virtual dengan menggunakan bahan ajar berjudul "Sahabaiku Indonesia" yang diterbitkan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI. Salah satu pengajar di Kelas BIPA adalah Fiorella Santamaria Montalban, seorang warga negara Peru yang juga merupakan alumni kelas BIPA dan penerima Beasiswa Darmawangsa di UNS Surakarta. Tidak hanya mengenalkan bahasa Indonesia, KBRI Lima juga merancang kegiatan untuk memperkenalkan Indonesia secara umum kepada siswa-siswa BIPA. Kegiatan ini meliputi tarian, masakan khas, destinasi wisata, dan adat istiadat lainnya. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan citra positif Indonesia di negara akreditasi dan negara sekitarnya. Dalam bacaan tersebut, terdapat beberapa ilustrasi yang dapat digunakan sebagai penguat penjelasan. Salah satunya adalah foto siswa yang mengikuti Kelas BIPA di KBRI Lima. Selain itu, gambar Duta Besar KBRI Lima tahun 2023 juga dapat menjadi ilustrasi yang tepat. Namun, foto kegiatan yang dilakukan siswa Kelas BIPA KBRI Lima tidak dapat digunakan sebagai ilustrasi yang tepat karena tidak relevan dengan konteks pembahasan. Apabila gagasan pada paragraf 1 dipisahkan menjadi dua paragraf, pengelompokan kalimatnya adalah (1-2) dan (3-4-5-6-7-8). Hal ini akan memudahkan pembaca untuk memahami informasi yang disampaikan secara lebih terstruktur. Kata "jebolan" dalam kalimat (8) dapat diganti dengan "alumni" untuk memberikan makna yang sama. Kata "jebolan" memiliki makna yang sama dengan kata "alumni" dalam konteks ini. Kelompok kata dalam bacaan tersebut yang memiliki pola makna yang sama dengan "citra positif" dalam kalimat (11) adalah "adat istiadat" dalam kalimat 10. Keduanya mengacu pada hal-hal yang dapat meningkatkan citra positif suatu negara.