Penahanan Subjektif dalam Sistem Hukum: Kekawatiran dan Pengecualian
Dalam sistem hukum, penahanan subjektif adalah tindakan yang dilakukan oleh pihak berwenang untuk menahan seseorang tanpa adanya keputusan pengadilan. Namun, ada beberapa kekawatiran yang harus dipenuhi agar penahanan subjektif dapat dilakukan. Dalam artikel ini, kita akan membahas kekawatiran yang harus ada dalam penahanan subjektif, serta pengecualian yang mungkin terjadi. Salah satu kekawatiran yang harus ada dalam penahanan subjektif adalah kekhawatiran akan pelarian. Ketika seseorang diduga melakukan tindakan kriminal dan ada bukti yang cukup untuk menahan mereka, penahanan subjektif dapat dilakukan untuk mencegah mereka melarikan diri. Hal ini penting untuk menjaga keamanan masyarakat dan memastikan bahwa tersangka tetap berada di bawah pengawasan hukum. Selain itu, kekawatiran lain yang harus ada dalam penahanan subjektif adalah kekhawatiran akan pengulangan perbuatan yang sama. Jika seseorang telah melakukan tindakan kriminal serupa sebelumnya dan ada kekhawatiran bahwa mereka akan melakukannya lagi, penahanan subjektif dapat dilakukan untuk mencegah mereka melakukan tindakan yang sama. Hal ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh tersangka. Selanjutnya, kekawatiran lain yang harus ada dalam penahanan subjektif adalah kekhawatiran akan hilangnya barang bukti. Jika ada kekhawatiran bahwa tersangka akan menghilangkan barang bukti yang dapat digunakan untuk membuktikan kesalahannya, penahanan subjektif dapat dilakukan untuk memastikan bahwa barang bukti tersebut tetap ada dan dapat digunakan dalam proses hukum. Namun, ada juga pengecualian dalam penahanan subjektif. Salah satu pengecualian adalah jika tersangka dihadapkan pada ancaman hukuman di atas 5 tahun. Dalam kasus seperti ini, penahanan subjektif dapat dilakukan tanpa adanya kekawatiran yang harus dipenuhi. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tersangka tetap berada di bawah pengawasan hukum dan tidak dapat melarikan diri atau menghilangkan barang bukti. Dalam kesimpulan, penahanan subjektif dalam sistem hukum membutuhkan adanya kekawatiran yang harus dipenuhi. Kekawatiran tersebut meliputi kekhawatiran akan pelarian, pengulangan perbuatan yang sama, dan hilangnya barang bukti. Namun, ada pengecualian dalam penahanan subjektif, seperti ancaman hukuman di atas 5 tahun. Dengan memahami kekawatiran dan pengecualian ini, kita dapat memahami lebih baik tentang penahanan subjektif dalam sistem hukum.