Perlempuran Ambarawa Tradi pada November-Desember 1945: Pertempuran Sengit antara Pasukan Teritorial dan Pemuda Indonesia melawan Pasukan Inggris
Perlempuran Ambarawa Tradi pada November-Desember 1945 adalah salah satu pertempuran yang sengit antara Pasukan Teritorial dan Pemuda Indonesia melawan Pasukan Inggris. Pertempuran ini dimulai pada tanggal 2 November dan berakhir pada tanggal 1 Desember 1945. Perlempuran ini terjadi di Ambarawa, Jawa Tengah, dan menjadi salah satu momen penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 20 November 1945, perlempuran pertama terjadi antara pasukan Teritorial di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara Sekutu. Pertempuran ini terjadi di Ambarawa dan menjadi awal dari serangkaian pertempuran yang terjadi selama beberapa minggu. Pasukan Teritorial yang berada di Ambarawa bertahan dengan gigih melawan serangan pasukan Sekutu yang berada di Magelang. Pada tanggal 21 November 1945, pasukan Sekutu yang berada di Magelang mencoba untuk merebut Ambarawa dengan melancarkan serangan. Namun, pasukan Teritorial yang dipimpin oleh Mayor Sumarto berhasil menggagalkan serangan tersebut dan mempertahankan Ambarawa. Pada tanggal 22 November 1945, pertempuran semakin memanas ketika pasukan Teritorial melakukan pengepungan terhadap kampung-kampung yang berada di sekitar Ambarawa. Pasukan Teritorial bersama dengan Pemuda dari Boyolali, Salatiga, dan Kartosuro bertahan dengan gigih melawan serangan pasukan Belanda. Pertempuran ini membuat garis pertahanan terbentuk di sepanjang rel kereta api dan membelah wilayah Ambarawa. Sementara itu, dari arah timur, pasukan Teritorial dan Pemuda yang dipimpin oleh Imam Adrang melancarkan serangan besar-besaran pada tanggal 21 November 1945 dengan tujuan untuk memukul mundur pasukan Sekutu yang berada di Ambarawa. Serangan ini berhasil mencapai beberapa proyektil dan merebut desa-desa sekitarnya. Pasukan Imam Adrang terus melancarkan serangan dan kemudian disusul oleh tiga batalyon yang berasal dari Yogyakarta, yaitu Batalyon 3 yang dipimpin oleh Mayor Subarto, Batalyon 8 yang dipimpin oleh Mayor Sarpno, dan Batalyon Soping. Meskipun demikian, pasukan musuh mencoba untuk menggagalkan pergerakan dengan melakukan serangan udara yang mengancam kedudukan pasukan Indonesia di Ambarawa. Akibatnya, pasukan Indonesia terpaksa mundur ke Belono. Namun, dengan adanya bantuan dari fesimen kedua yang dipimpin oleh M. Sarbini dan batalyon Polisi Istimewa yang dipimpin oleh Onie Batalyon, pasukan Indonesia berhasil menghentikan serangan musuh. Pada akhirnya, pertempuran ini berakhir dengan rapat koordinasi yang diadakan di Magelang. Rapat tersebut menghasilkan penentuan komando yang berada di Magelang dan menjadi langkah awal dalam mempersiapkan strategi untuk melawan pasukan Inggris di Ambarawa. Perlempuran Ambarawa Tradi pada November-Desember 1945 merupakan salah satu pertempuran yang menunjukkan semangat dan keberanian pasukan Teritorial dan Pemuda Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Pertempuran ini menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan menginspirasi generasi muda untuk terus berjuang demi kebebasan dan kemerdekaan.