Perkembangan Kediri: Sebuah Tinjauan Terhadap Kehidupan Ekonomi, Agama, dan Sosial Buday
Kediri adalah sebuah kota yang terletak di Jawa Timur, Indonesia. Kota ini memiliki sejarah yang kaya dan perkembangan yang pesat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam artikel ini, kita akan melihat perkembangan Kediri dari segi ekonomi, agama, dan sosial budaya.
Kehidupan Ekonomi di Kediri
Sektor ekonomi Kediri sangat bergantung pada sektor pertanian dan perdagangan. Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang mendukung kegiatan ekonomi di Kediri. Selain itu, perdagangan juga memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi di kota ini. Kediri merupakan salah satu bandar perdagangan penting di Indonesia bagian barat, dengan komoditas perdagangan utama seperti emas, perak, dan rempah-rempah.
Kehidupan Agama di Kediri
Masyarakat Kediri dikenal sangat religius dan menjalankan kehidupan berdasarkan ajaran agama Hindu Syiwa. Penganut agama Hindu Syiwa di Kediri memuja Dewa Syiwa dengan berbagai bentuk pemujian, seperti melalui mantra Caturdasa Syiwa atau empat belas wijid Syiwa. Dewa Syiwa dianggap sebagai salah satu dewa utama dalam agama Hindu Syiwa, seperti Syiwa Mahadewa (Maheswara), Dewa Mahaguru, dan Makala.
Kehidupan Sosial Budaya di Kediri
Pada masa pemerintahan Jayabaya, struktur pemerintahan Kerajaan Kediri sudah teratur. Masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu golongan masyarakat pusat (kerajaan), golongan masyarakat daerah, dan golongan masyarakat nonpemerintah. Golongan masyarakat pusat terdiri atas kaum kerabat raja dan kelompok pelayan raja. Golongan masyarakat daerah terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah daerah. Sedangkan golongan masyarakat nonpemerintah merupakan golongan masyarakat yang tidak memiliki kedudukan dan hubungan dengan pemerintah secara resmi.
Dalam bidang kebudayaan, Kerajaan Kediri menghasilkan berbagai karya sastra yang menjadi sumber pengetahuan bagi generasi masa kini. Beberapa karya sastra Kerajaan Kediri antara lain kitab Bharatayudha, Kresnayana, Smaradahana, dan Lubdaka. Karya-karya sastra ini memiliki nilai historis dan budaya yang tinggi, dan dapat digunakan sebagai materi tambahan dalam pembelajaran.
Kerajaan Singasari dan Hubungannya dengan Kediri
Kerajaan Singasari tidak dapat dipisahkan dari Kerajaan Kediri. Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 Masehi dan beribu kota di Tumapel. Pada awalnya, Tumapel hanya merupakan wilayah kabupaten di bawah kekuasaan Kerajaan Kediri. Namun, setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri, Ken Arok mendirikan Kerajaan Singasari. Kerajaan Singasari memiliki letak geografis yang strategis di wilayah Malang, Jawa Timur. Keberadaan Sungai Brantas yang berhulu di Gunung Arjuno juga memberikan berkah bagi masyarakat Singasari.
Kehidupan Politik di Singasari
Kehidupan politik di Kerajaan Singasari awalnya diwarnai oleh intrik dan pembunuhan antaranggota kerajaan. Penguasa Singasari secara berturut-turut adalah Ken Arok, Anusapati, Tohjaya, Ranggawuni (Wisnuwardana), dan Kertanegara. Kehidupan politik ini mencerminkan dinamika dan kompleksitas dalam menjalankan pemerintahan pada masa itu.
Dalam kesimpulan, perkembangan Kediri dalam bidang ekonomi, agama, dan sosial budaya memiliki peran yang penting dalam sejarah dan perkembangan kota ini. Dengan memahami perkembangan ini, kita dapat lebih menghargai dan memahami warisan budaya yang ada di Kediri.