Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM): Pengertian dan Rumus Perhitungan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) adalah dua jenis pajak yang dikenakan di Indonesia. PPN adalah pajak yang dikenakan pada penyerahan barang dan jasa, sedangkan PPnBM adalah pajak yang dikenakan pada penjualan barang mewah. Pertama, mari kita bahas pengertian dari PPN. PPN adalah pajak yang dikenakan pada penyerahan barang dan jasa yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP). PKP adalah orang atau badan usaha yang melakukan kegiatan usaha yang memenuhi kriteria tertentu dan telah terdaftar sebagai PKP. Ada beberapa situasi di mana penyerahan barang kena pajak tidak termasuk dalam pengertian PPN, seperti penyerahan hak atas barang kena pajak karena suatu perjanjian, penyerahan barang kena pajak kepada pedagang perantara atau melalui juru lelang, penyerahan barang kena pajak kepada makelar dan untuk jaminan utang piutang, pemakaian sendiri, dan penyerahan persediaan barang kena pajak. Selanjutnya, mari kita bahas pengertian dari PPnBM. PPnBM adalah pajak yang dikenakan pada penjualan barang mewah. Barang mewah adalah barang yang memiliki nilai jual tinggi dan biasanya digunakan untuk kepentingan pribadi atau konsumsi. Beberapa contoh barang mewah yang terkena tarif PPnBM adalah mesin setrika, instrumen musik, wangi-wangian, radio, televisi, HP, alat fotografi, peralatan olahraga, peralatan rumah tangga, dan peralatan kantor. Tarif PPnBM yang dikenakan pada barang mewah bervariasi, tergantung pada jenis barang dan tarif yang ditetapkan oleh pemerintah. Selanjutnya, mari kita bahas rumus perhitungan PPN. Rumus menghitung PPN terutang adalah PPN terutang = Tarif PPN x DPP. Tarif PPN adalah persentase tarif yang ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan DPP adalah Dasar Pengenaan Pajak, yaitu nilai barang atau jasa sebelum dikenakan PPN. Misalnya, jika PKP melakukan impor barang kena pajak dengan nilai impor sebesar Rp. 504.500,00, dan tarif PPN yang ditetapkan adalah 10%, maka PPN terutang adalah Rp. 50.450,00. Terakhir, mari kita bahas rumus perhitungan PPnBM. Rumus menghitung PPnBM terutang adalah PPnBM terutang = Tarif PPnBM x Harga Jual. Tarif PPnBM adalah persentase tarif yang ditetapkan oleh pemerintah, sedangkan Harga Jual adalah nilai jual barang mewah setelah dikenakan PPnBM. Misalnya, jika seseorang membeli barang mewah dari pabrik dengan harga sebesar Rp. 5.000.000,00 dan tarif PPnBM yang ditetapkan adalah 20%, maka PPnBM terutang adalah Rp. 1.000.000,00. Dalam kesimpulan, PPN dan PPnBM adalah dua jenis pajak yang dikenakan di Indonesia. PPN dikenakan pada penyerahan barang dan jasa oleh PKP, sedangkan PPnBM dikenakan pada penjualan barang mewah. Rumus perhitungan PPN adalah PPN terutang = Tarif PPN x DPP, sedangkan rumus perhitungan PPnBM adalah PPnBM terutang = Tarif PPnBM x Harga Jual.