Kebudayaan dan Tradisi Upacara Larungan di Ujung Batu pada Tahun 192
Upacara larungan memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Ujung Batu pada tahun 1920. Upacara ini merupakan ungkapan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki dan keselamatan kepada para nelayan. Selain itu, upacara ini juga menjadi ajang perayaan yang dihadiri oleh para pengunjung dan peserta lomba. Salah satu acara yang menjadi sorotan dalam upacara larungan adalah "Perang Teluk". Acara ini merupakan pertandingan balap perahu yang diikuti oleh para nelayan. Selama acara ini berlangsung, peserta dan penonton dapat menikmati hidangan tradisional seperti kupat, lepet, kolang-kaling, dan tigan. Upacara larungan dimulai dengan Bapak Bupati yang melempar sesaji ke laut sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dan sebagai permohonan keselamatan bagi para nelayan. Setelah itu, para peserta dan penonton dapat menikmati tarian tradisional seperti Gambyong dan Langen Beken. Selain itu, dalam artikel ini juga akan membahas dan menjelaskan beberapa kata-kata yang sering digunakan dalam deskripsi upacara larungan. Hal ini bertujuan untuk memperkaya kosakata dan pemahaman siswa terhadap bahasa Jawa. Dengan demikian, kebudayaan dan tradisi upacara larungan di Ujung Batu pada tahun 1920 merupakan bagian penting dari sejarah dan warisan budaya masyarakat setempat. Melalui artikel ini, diharapkan siswa dapat lebih memahami dan menghargai keberagaman budaya Indonesia.