Membangun Masyarakat 'Tentrem': Sebuah Refleksi atas Nilai-Nilai Tradisional
Masyarakat modern sering kali dihadapkan pada kompleksitas dan tantangan yang dapat menggoyahkan sendi-sendi kehidupan. Kemajuan teknologi, globalisasi, dan perubahan sosial yang cepat membawa dampak positif, namun juga menyisakan ruang bagi munculnya ketimpangan, konflik, dan ketidakpastian. Dalam konteks inilah, penting untuk merefleksikan kembali nilai-nilai tradisional yang selama ini menjadi landasan kokoh bagi terwujudnya masyarakat yang 'tentrem'.
Menelusuri Makna 'Tentrem' dalam Kebijaksanaan Lokal
'Tentrem', sebuah kata dalam bahasa Jawa yang memiliki makna mendalam, merujuk pada keadaan damai, harmonis, dan sejahtera. Konsep 'tentrem' tidak hanya terbatas pada aspek fisik, tetapi juga mencakup dimensi spiritual, sosial, dan ekologis. Kearifan lokal mengajarkan bahwa 'tentrem' tercipta melalui keseimbangan antara manusia dengan dirinya sendiri, dengan sesama, dengan alam, dan dengan Sang Pencipta.
Gotong Royong: Membangun Solidaritas dan Kepedulian
Salah satu nilai tradisional yang esensial dalam membangun masyarakat 'tentrem' adalah gotong royong. Semangat gotong royong mendorong individu untuk saling membantu, bahu-membahu, dan bekerja sama demi mencapai tujuan bersama. Melalui gotong royong, kesenjangan sosial dapat diminimalisir, rasa solidaritas terpupuk, dan tercipta rasa memiliki terhadap lingkungan sekitar.
Tepo Seliro: Menjaga Keharmonisan dalam Keberagaman
Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagamannya, baik dari segi suku, agama, ras, maupun budaya. Dalam bingkai kemajemukan ini, nilai 'tepo seliro' menjadi sangat penting. 'Tepo seliro' mengajarkan untuk selalu berempati, tenggang rasa, dan menghormati perbedaan. Dengan mengedepankan 'tepo seliro', gesekan dan konflik dapat dihindari, sehingga tercipta kerukunan dan keharmonisan dalam masyarakat.
Hidup Selaras dengan Alam: Mewariskan Bumi yang Lestari
Manusia bukanlah satu-satunya penghuni bumi. Alam beserta segala isinya merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kearifan lokal mengajarkan untuk hidup selaras dengan alam, memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana, dan menjaga kelestariannya. Kesadaran akan pentingnya menjaga alam akan membawa dampak positif bagi keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan kehidupan manusia.
Mewujudkan masyarakat 'tentrem' bukanlah utopia, melainkan sebuah ikhtiar kolektif yang membutuhkan komitmen dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat. Dengan menghidupkan kembali nilai-nilai tradisional, seperti gotong royong, tepo seliro, dan hidup selaras dengan alam, kita dapat membangun masyarakat yang damai, harmonis, dan sejahtera. Nilai-nilai luhur ini merupakan warisan berharga yang perlu dilestarikan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi masa depan yang lebih baik.